The Fed Menepis Isu Suku Bunga Akan Berhenti Dinaikkan, Rupiah Berpotensi Lanjutkan Pelemahan
- Dikutip dari data perdagangan Bloomberg, Jumat, 4 November 2022, nilai kurs rupiah dibuka melemah 39 poin di level Rp15.734 perdolar AS.
Pasar Modal
JAKARTA - Nilai kurs rupiah masih berpotensi melanjutkan pelemahan setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed) menepis isu bahwa suku bunga akan berhenti dinaikkan untuk waktu ke depan.
Dikutip dari data perdagangan Bloomberg, Jumat, 4 November 2022, nilai kurs rupiah dibuka melemah 39 poin di level Rp15.734 perdolar AS.
Pada perdagangan sebelumnya, yakni Kamis, 3 November 2022, nilai kurs rupiah ditutup melemah 48 poin di level Rp15.695 perdolar AS.
- Astra Targetkan Produksi Satu Juta Sepeda Motor Listrik Honda per Tahun
- Ekspansif! Polytron Luncurkan Motor Listrik Seharga Rp16,5 Juta Mulai Tahun Depan
- Rogoh Kocek Rp200 Miliaran, Entitas Grup Salim Caplok 390 Juta Saham Indonesia Prima (OMRE)
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa indeks dolar masih menguat setelah The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada hari Rabu, 2 November 2022.
"Ketua The Fed Jerome Powell menepis spekulasi bahwa bank berencana untuk menghentikan kenaikan suku bunga, dan mengatakan bahwa The Fed akan terus menaikkan suku lebih lama dari yang diperkirakan semula," ujar Ibrahim dikutip dari riset harian, Jumat, 4 November 2022.
Powell pun mengungkapkan bahwa suku bunga AS yang saat ini berada di level tertinggi sejak krisis keuangan 2008 pun akan mencapai puncaknya pada level yang jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya karena inflasi yang sangat tinggi.
Walaupun Powell juga mengatakan bahwa pihaknya meningkatkan prospek kenaikan suku bunga yang lebih kecil untuk ke depannya, sebagian besar aset berisiko di pasar keuangan mengalami anjlok karena sikap yang agresif dari bank sentral AS.
"Mayoritas pedagang sekarang memperkirakan kenaikan 50 basis poin di bulan Desember," kata Ibrahim.
- Simak Faktanya: Sistem Pemanasan pada Produk Tembakau Alternatif Berbeda dengan Rokok!
- Anak Usaha ASSA (AnterAja) Disuntik Danamon Rp270 Miliar
- Pesawat Bertenaga Nuklir Bukan Lagi Sekadar Fiksi
Sementara itu, survei swasta menunjukkan sektor jasa di AS mengalami penyusutan lebih dari ekspetasi pada bulan Oktober karena gangguan terkait COVID-19 yang berkelanjutan.
Data tersebut pun melemahkan spekulasi atas rencana pemerintah China untuk mengurangi pembatasan di negeri Tirai Bambu.
Menurut Ibrahim, untuk perdagangan hari ini, nilai kurs rupiah berpotensi melemah di rentang Rp15.680 - Rp15.740 perdolar AS.