The Fed Naikkan Suku Bunga Acuan, Begini Prediksi Nasib Pasar Kripto
- Biasanya kenaikan suku bunga The Fed akan diikuti oleh anjloknya harga-harga aset kripto karena investor pada umumnya akan memindahkan dana mereka ke aset yang lebih minim risiko.
Fintech
JAKARTA - Setelah bank sentral Amerika Serikat alias The Federal Reserve (The Fed) resmi menaikkan suku bunga, bagaimana dengan nasib pasar kripto?
Menyusul kenaikan suku bunga The Fed, Bitcoin mengalami kenaikan 5,6% dalam 24 jam terakhir dan tengah menempati posisi harga US$22.148 atau setara dengan Rp326,6 juta dalam asumsi kurs Rp14.746 perdolar Amerika Serikat (AS), berdasarkan pantauan dari Coin Market Cap, Kamis, 16 Juni 2022 pukul 12.25 WIB.
Selain Bitcoin, sejumlah altcoin seperto Solana (SOL), Polkadot (DOT), dan Dogecoin (DOGE) pun tampak menunjukkan kinerja positif dalam sehari ke belakang. Kinerja positif yang terjadi pada pasar kripto usai pengumuman kenaikan suku bunga The Fed ini merupakan kondisi yang jarang terjadi.
Pasalnya, biasanya kenaikan suku bunga The Fed akan diikuti oleh anjloknya harga-harga aset kripto karena investor pada umumnya akan memindahkan dana mereka ke aset yang lebih minim risiko.
Menurut Afid, kondisi ini kemungkinan menunjukkan bahwa para investor saat ini sudah lebih berani dalam berkutat di pasar kripto terlepas dari suku bunga yang sedang dikerek. Investor kemungkinan berpikir bahwa dampak kebijakan The Fed ini hanya akan berlaku sementara.
“Peningkatan ini memulihkan sebagian besar kerugian yang dialami oleh investor selama enam hari terakhir. Kenaikan ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan karena dalam market ada istilah 'sell on rumor buy on news' karena ekspektasi suku bunga naik 75 basis poin dan ternyata terjadi, maka investor jual dulu dan beli setelah sudah benar naik 75 basis poin,” ungkap Afid melalui keterangan tertulis, Kamis, 16 Juni 2022.
- Mendag Lutfi Resmi Dicopot, Kasus Minyak Goreng Penyebabnya?
- Bank Muamalat Trouble, Pembukaan Rekening Baru dan Mobile Banking Tak Bisa Dilakukan
- Sah! Jokowi Lantik Zulkifli Hasan Jadi Mendag dan Hadi Tjahjanto Menjabat Menteri ATR/BPN
Rabu, 15 Juni 2022, The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin, peningkatan yang tertinggi sejak tahun 1994. Suku bunga acuan The Fed kini di kisaran 1,5% hingga 1,75%.
Besaran kenaikan suku bunga sudah diprediksi sebelumnya oleh para investor sehingga mereka bisa lebih bersikap tenang. Seandainya kenaikan itu melampaui ekspetasi, misalnya hingga 100 basis poin, maka kinerja positif pada pasar kripto bisa saja tidak terjadi.
Investor pun dinilai Afid bisa lebih merasa tenang karena Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa mereka hanya akan menaikkan suku bunga dengan kencang pada saat tertentu saja dan tidak untuk jangka panjang.
“Sinyal terkait kepastian kebijakan moneter tersebut menuntun pelaku pasar kembali ke market kripto dan meninggalkan aset berpendapatan tetap. Aset digital secara signifikan berkorelasi dengan pasar keuangan AS dalam beberapa bulan terakhir, yang keduanya terus melemah,” kata Afid.
Meski pasar kripto menunjukkan tren yang cukup positif, namun Afid tetap berpandangan bahwa pemantulan harga ini bisa jadi hanya berlaku sementara.
Bangkitnya harga-harga aset kripto bukan berarti pasar dipastikan akan memasuki tren bullish yang berkepanjangan. Pasalnya, kenaikan harga yang terjadi mungkin saja disebabkan oleh banyaknya trader yang melakukan posisi short dan mengambil keuntungan sedikit-sedikit sekaligus mencegah harga aset kripto untuk tembus ke bawah level support.
“Pullback atau koreksi sementara ini terjadi karena banyak trader yang mengambil posisi short sehingga transaksi sedikit terjadi. Mereka juga ingin mencegah harga kripto anjlok," papar Afid.
Jika Bitcoin mengalami penurunan sampai menembus level support di angka US$20.000 (Rp294,9 juta), Afid memprediksi harga aset berkapitalisasi pasar terbesar ini bisa terus anjlok sampai ke level US$18.000 (Rp265,42 juta).
Sementara itu, jika Ethereum (ETH) menembus level support-nya di area US$1.000 (Rp14,7 juta), kemungkinan aset kripto yang menduduki peringkat kedua big cap ini bisa alami penurunan hingga US$900 (Rp13,27 juta).
- Inilah 4 Senjata Produksi Pindad yang Paling Mendunia
- Menilik 4 Kecanggihan Jalan Tol Trans Sumatra Milik Hutama Karya
- Hati-hati, Kebiasaan Ini Ternyata Menjerat Anda Tetap Miskin dan Susah Kaya
Simpulannya, kenaikan harga kripto yang terjadi setelah kenaikan suku bunga The Fed ini menunjukkan bahwa para investor tampaknya sudah lebih siap menghadapi rentannya pasar aset digital di tengah gejolak ekonomi yang terus berkecamuk sejak awal tahun sehingga bisa jadi dampak dari kebijakan bank sentral AS tidak akan berlaku dalam jangka panjang.
Walau demikian, investor juga masih harus berhati-hari karena kenaikan harga bisa saja dilatarbelakangi oleh upaya trader untuk menahan harga kripto supaya tidak terus anjlok ke bawah level support sembari mengambil keuntungan dalam jangka pendek.