The Fed Naikkan Suku Bunga Pertama Sejak 2018, Apa Dampaknya untuk Pasar Kripto?
- Bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak tahun 2018 pada Kamis, 17 Maret 2022.
Fintech
JAKARTA – Bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak tahun 2018 pada Kamis, 17 Maret 2022. Lantas, apakah kenaikan suku bunga ini akan berdampak kepada pasar kripto?
The Fed menaikkan suku bunga ke 0,25% atau 25 basis poin. Dalam keterangan resmi, The Fed menyatakan bahwa inflasi saat ini masih tetap tinggi dan mencerminkan ketidakseimbangan penawaran dan penawaran yang terjadi saat pandemi.
"Implikasinya terhadap ekonomi AS sangat tidak pasti, tetapi dalam waktu dekat invasi dan peristiwa terkait kemungkinan akan menciptakan tekanan tambahan pada inflasi dan membebani aktivitas ekonomi,” tulis pihak The Fed sebagaimana dikutip dari keterangan resmi, Kamis, 17 Maret 2022.
- Harga Baja HRC Tahun Ini Bakal Turun, Begini Prospek Steel Pipe Industry (ISSP)
- Ini Link untuk Ikut Kuis Hari Bumi yang Sedang Viral di Media Sosial
- Duh, Harga Kripto Selebritas ASIX, LESLAR, dan I-COIN Terus Merosot dari Level Tertinggi
Kenaikan suku bunga disetujui oleh Federal Open Market Committee (FOMC) setelah indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) yang melaju ke level tertinggi dalam empat dekade dengan persentase 7,9% pada Februari. Banyak ahli ekonomi yang memprediksi bahwa inflasi saat ini masih belum mencapai puncaknya.
Selasa, 15 Maret 2022, Departemen Tenaga Kerja AS pun melaporkan bahwa indeks harga produsen (producer price index/PPI) mengalami kenaikan sebesar 10% pada Februari ke level tertinggi sepanjang masa.
Dampak kenaikan suku bunga terhadap pasar kripto
Kenaikan suku bunga pada umumnya dapat memicu para investor untuk mengurangi risiko di aset-aset digital seperti kripto dan lebih memilih berinvestasi di aset safe haven seperti emas atau uang tunai.
Akan tetapi, berdasarkan pantauan Coin Market Cap, Kamis, 17 Maret 2022 pukul 12.00 WIB, Bitcoin (BTC) beserta aset-aset kripto lainnya justru tengah bergerak di zona hijau.
Bitcoin mencatat kenaikan sebesar 5,4% dalam 24 jam terakhir dan saat ini berada di level harga US$41.251 atau setara dengan Rp590,3 juta dalam asumsi kurs Rp14.311 perdollar AS.
Meski demikian, trader Tokocrypto Afid Sugiono mengingatkan bahwa kenaikan suku bunga tetap harus diwaspadai oleh para investor kripto.
Walaupun pasar kripto tampak mulai melepaskan diri dari sentimen negatif yang berkenaan dengan konflik Rusia-Ukraina, kenaikan suku bunga bisa tetap memicu volatilitas harga yang cukup tinggi pada pasar kripto.
“Alhasil, market kripto masih labil, akibat aksi pelaku pasar yang masih wait and see. Namun, nampaknya pelaku pasar sudah keburu cemas dengan kenaikan yang bakal terlalu agresif,” papar Afid sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 17 Maret 2022.
- Ingin Kaya Raya? Coba Tiru Cara Mengelola Keuangan ala Warren Buffett
- Elon Musk dan Grimes Punya Anak Kedua, Namanya Terinsipirasi dari Superkomputer hingga Karakter Film!
- Uang Terbatas, Pilih Menabung Dana Darurat atau Membayar Utang? Ini Penjelasannya
Selain sikap wait and see, Afid pun memprediksi akan ada terjadinya panic selling saat kenaikan suku bunga terjadi sehingga bisa menyebabkan tren bearish pada aset-aset kripto.
Kenaikan harga yang berlangsung di tengah kenaikan suku bunga bisa jadi disebabkan oleh para investor yang memburu aset saat harga kripto mengalami pelemahan sebelum kebijakan suku bunga benar-benar diberlakukan.
Sementara itu, Chief Market Strategist Path Trading Partners Bob Laccino menyuarakan pendapat yang berbeda. Menurut Laccino, kenaikan suku bunga tidak akan memberikan pengaruh terlalu besar kepada pasar kripto.
“Saya akan mengatakan bahwa pasar tidak akan bereaksi terhadap kenaikan suku bunga, tetapi kemungkinan akan sangat bereaksi sangat tajam terhadap apapun yang dikatakan dalam pernyataan atau konferensi pers,” ujar Laccino dikutip dari CoinDesk, Kamis, 17 Maret 2022.
Pergerakan harga mata uang kripto kerap kali dipengaruhi oleh indeks Nasdaq, bursa efek yang berfokus pada saham-saham perusahaan teknologi.
Menurut Laccino, pasar saham tidak akan menderita dalam jangka waktu yang lama akibat kenaikan suku bunga sehingga ia pun menduga, selama mata uang kripto masih memiliki korelasi pergerakan harga yang cukup kuat dengan Nasdaq, pasar kripto pun tidak akan terlalu terdampak oleh kenaikan suku bunga.
Perlu diingat bahwa faktor yang bisa mempengaruhi pergerakan harga tidak terpaut pada kebijakan The Fed saja. Konflik Rusia-Ukraina yang sebelumnya diprediksi dapat mendorong aset kripto untuk mengalami kemerosotan pada gilirannya pun dapat memicu kenaikan harga karena ada beberapa kebijakan terkait kripto yang justru menimbulkan sentimen positif, misalnya Ukraina yang membuka donasi lewat mata uang kripto.
Selain itu, cuitan Elon Musk yang menegaskan bahwa dirinya tidak akan menjual aset-aset kripto miliknya di tengah tekanan inflasi pun menumbuhkan sentimen positif yang mendorong aset-aset kripto untuk bergerak di zona hijau.