The Sixth ASEAN Inclusive Business Summit
Nasional

The Sixth ASEAN Inclusive Business Summit Dorong Pertumbuhan Inklusif dan Berkelanjutan

  • Inklusivitas dalam bisnis dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkelanjutan, memungkinkan semua lapisan masyarakat untuk ikut serta dalam pembangunan

Nasional

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Indonesia menjadi tuan rumah salah satu agenda ASEAN, "The Sixth ASEAN Inclusive Business Summit". Acara ini diselenggarakan dengan tema "Incentivising Businesses for Inclusive Growth," yang menyoroti pentingnya menciptakan iklim usaha yang mendukung pertumbuhan inklusif di seluruh kawasan. 

Salah satu poin utama yang diangkat dalam acara ini adalah pentingnya mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta mendorong usaha besar untuk mengadopsi model bisnis inklusif. 

Inklusivitas dalam bisnis dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkelanjutan, memungkinkan semua lapisan masyarakat untuk ikut serta dalam pembangunan. Dalam rangka mendukung tujuan ini, negara-negara ASEAN menyepakati "Declaration on Promoting Inclusive Business Models: Empowering Micro, Small and Medium Enterprises for Equitable Growth," yang menjadi komitmen bersama untuk memajukan model bisnis inklusif guna mencapai pertumbuhan yang lebih adil di ASEAN.

Pentingnya langkah konkret untuk mewujudkan visi ini tercermin dalam Rencana Aksi Pengembangan Bisnis Inklusif di ASEAN (2023-2027), yang menjadi pedoman bagi inisiatif selanjutnya. Dilansir dari kemenkopukm.go.id, Jum’at, 25 Agustus 2023, rencana aksi ini memiliki empat area prioritas yang mencangkup beberapa hal 

Pertama yaitu dukungan kebijakan, Melalui penguatan dukungan kebijakan, negara-negara ASEAN berkomitmen untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan serta strategi bisnis inklusif. Ini akan menciptakan kerangka kerja yang memungkinkan usaha-usaha, terutama UMKM, untuk berkembang dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.

Kedua yaitu pendampingan usaha, Pendampingan menjadi kunci dalam mengembangkan dan mengintegrasikan model bisnis inklusif dan berkelanjutan. Dalam hal ini, pelaku usaha, baik UMKM maupun usaha besar, akan mendapatkan dukungan dalam mengembangkan model bisnis inklusif. Kemitraan antara UMKM dan usaha besar juga akan ditingkatkan, menciptakan sinergi yang menguntungkan semua pihak.

Ketiga yaitu akses pembiayaan, Kesulitan akses terhadap pembiayaan seringkali menjadi hambatan bagi UMKM dan bisnis inklusif lainnya. Oleh karena itu, upaya untuk menyusun akses pembiayaan berbasis bisnis inklusif akan menjadi langkah penting dalam memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Keempat  ASEAN IB knowledge hub, Dalam dunia yang terus berkembang, akses terhadap informasi dan pengetahuan memiliki peran krusial. Membangun ASEAN IB Knowledge Hub sebagai platform informasi bisnis inklusif akan membantu pelaku usaha, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya untuk saling berbagi wawasan dan praktik terbaik.

Acara "The Sixth ASEAN Inclusive Business Summit" dan hasil yang dihasilkannya merupakan langkah yang diharapkan dapat memberikan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di kawasan ASEAN. Dengan berfokus pada UMKM dan model bisnis inklusif, inisiatif ini memiliki potensi untuk membuka pintu bagi lebih banyak peluang usaha, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi kesenjangan ekonomi di seluruh kawasan. Melalui kolaborasi dan komitmen bersama, ASEAN dapat menjadi contoh inspiratif bagi dunia dalam mewujudkan pertumbuhan yang adil dan berkelanjutan.