<p>Ilustrasi ekspor-impor. / Pixabay</p>
Industri

Tidak Biasa, Impor Naik Saat Libur Desember 2020

  • JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor Indonesia pada Desember 2020 US$14,44 miliar, membaik 14,00% dari November 2020. Kendati demikian, jika dibandingkan dengan Desember 2019 masih kontraksi 0,47 %. “Kali ini polanya berbeda, biasanya impor maupun ekspor pada Desember turun karena banyak hari libur. Namun, Desember 2020 malah naik,” kata Kepala BPS, Suhariyanto […]

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor Indonesia pada Desember 2020 US$14,44 miliar, membaik 14,00% dari November 2020. Kendati demikian, jika dibandingkan dengan Desember 2019 masih kontraksi 0,47 %.

“Kali ini polanya berbeda, biasanya impor maupun ekspor pada Desember turun karena banyak hari libur. Namun, Desember 2020 malah naik,” kata Kepala BPS, Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Jumat 15 Januari 2021.

Ia merinci, impor migas Desember 2020 senilai US$1,48 miliar, naik 36,57% dari November 2020. Namun jika dibandingkan dengan Desember 2019 turun 30,54%.

Impor Nonmigas

Sementara impor nonmigas Desember 2020 mencapai US$12,96 miliar atau naik 11,89% dari November 2020. Demikian pula jika dibandingkan dengan Desember 2019 naik 4,71%.

Peningkatan impor nonmigas terbesar Desember 2020 dibandingkan November 2020 adalah golongan mesin dan peralatan mekanis senilai US$240,0 juta (12,48%).

Sedangkan penurunan terbesar adalah golongan logam mulia dan perhiasan atau permata senilai US$146,9 juta (39,68%).

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Desember 2020 adalah China senilai US$39,35 miliar (30,91 %). Lalu, Jepang US$10,63 miliar (8,35 %), dan Singapura US$8,12 miliar (6,38 %).

Adapun, impor nonmigas dari ASEAN senilai US$23,41 miliar (18,39 %) dan Uni Eropa senilai US$10,09 miliar (7,92 %).

Dengan demikian, nilai impor seluruh golongan penggunaan barang selama Januari–Desember 2020 turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan terjadi pada golongan barang konsumsi (10,93 %), bahan baku/penolong (18,32 %), dan barang modal (16,73 %).