Tidak Hanya FOMO, Ternyata Ini 5 Alasan Psikologis Banyak Orang Tertipu
- Seringkali banyak orang menganggap bahwa para korban penipuan memiliki ciri-ciri khusus seperti sudah lanjut usia atau kurang berpendidikan. Namun ternyata tetap ada alasan psikologis lainnya mengapa banyak orang dapat terjebak dalam penipuan. Berikut penjelasannya.
Gaya Hidup
JAKARTA - Sudah banyak kasus penipuan yang kita jumpai, baik itu disiarkan di televisi, dibagikan media sosial, atau pada artikel yang terdapat di berbagai media. Saat membaca kasus penipuan Anda mungkin menggelengkan kepala dan bertanya-tanya bagaimana orang-orang bisa begitu mudah tertipu.
Seringkali banyak orang menganggap bahwa para korban penipuan memiliki ciri-ciri khusus seperti sudah lanjut usia atau kurang berpendidikan. Namun ternyata tetap ada alasan psikologis lainnya mengapa banyak orang dapat terjebak dalam penipuan. Berikut penjelasannya.
- Waduh! Jepang Terancam Kiamat Sushi, Ini Alasannya
- Targetkan Rp165 Miliar, Ini Rencana Penggunaan Dana IPO Teknologi Karya Digital Nusa (TRON)
- Beralih Fokus ke Ads, Instagram Tutup Fitur Live Shopping Mulai Maret 2023
5 Alasan Psikologis Mengapa Banyak Orang Dapat Terjebak dalam Penipuan
1. Korban penipuan merasa berutang budi
Waspai prinsip timbal balik. Pada umumnya seseorang yang menjadi korban penipuan merasa tidak enak jika setelah dibantu seseorang ia tidak membalas kebaikan tersebut.
Oleh karena itu, penipu sering menggunakan jenis modus penipuan ini agar korban mau melakukan sesuatu demi membalas budi penipu.
2. Melakukan pendekatan personal
Setiap orang tentu sering menganggap dirinya spesial. Oleh karena itu, banyak penipu yang mencoba memberikan pertanyaan sepele yang akhirnya mengarah ke pertanyaan yang pribadi. Calon korban yang telah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tampak sepele sebelumnya jadi merasa terpaksa untuk menjawab pertanyaan berikutnya agar tidak terkesan menjadi seorang yang tidak sopan.
3. FOMO (takut ketinggalan)
Pada umumnya, orang-orang khawatir kehilangan kesempatan mendapatkan sesuatu yang hebat. Ketika kebebasan kita untuk melakukan sesuatu menjadi terbatas, kita ternyata dapat bereaksi cepat untuk memastikan bahwa kita tidak ketinggalan. Oleh karena itu, para penipu biasanya melancarkan metode kelangkaan ini agar calon korban merasa harus segera melakukan tindakan sehingga kesempatan tersebut tidak hilang.
4. Penipu tampak sangat baik
Manusia ternyata cenderung menyukai seseorang yang tampak sama dengan kita. Jika sudah suka, kita akan cenderung menyetujui permintaan dari seseorang yang kita sukai. Penipu memanfaatkan cara ini agar korban dapat melakukan berbagai hal sesuai dengan keinginan pelaku.
5. Mau melakukan hal yang diminta penipu saat orang lain juga melakukannya
Penelitian menunjukkan bahwa jika ada orang lain sedang melakukan suatu hal, maka mereka juga merasa tidak apa-apa untuk melakukannya. Hal ini biasanya terjadi ketika seseorang mendapatkan promosi penjualan dan diberitahu oleh penipu bahwa ada banyak orang yang juga telah mendaftar ke promosi ini. Meski Anda sebetulnya sudah ragu, ternyata Anda tetap melakukan apa yang diminta penipu.
- Sering Diabaikan, Bukan Fokus Mengejar Kebahagiaan Tapi Ini yang Bisa Bikin Kita Bahagia
- Apa Itu Efek Mandela?
- 5 Kalimat yang Tidak Boleh diucapkan di Tempat Kerja, Gantilah dengan Ini
Itu tadi alasan psikologis mengapa banyak orang dapat terjebak penipuan.