Tidak Lagi Jual Produk Fisik, Bukalapak Pastikan Kondisi Keuangan Masih Aman
- Dengan kondisi keuangan yang kuat, Bukalapak yakin dapat memberikan manfaat optimal bagi pemangku kepentingan, khususnya para pemegang saham.
Tekno
JAKARTA – Bukalapak, salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia, menegaskan fokus bisnisnya pada produk virtual sebagai bagian dari strategi jangka panjang. Perusahaan juga memastikan bahwa penghentian layanan penjualan produk fisik di platformnya tidak memengaruhi kondisi keuangan perusahaan yang tetap solid.
Dalam pernyataan resminya, Kamis, 9 Januari 2025, Dimas Bayu, Head of Media & Communication Bukalapak, menjelaskan bahwa Bukalapak memiliki posisi keuangan yang sangat solid.
"Menurut laporan keuangan kuartal ketiga 2024, Bukalapak mencatatkan kas, setara kas, dan investasi likuid sebesar Rp19 triliun. Dana ini akan digunakan untuk mendukung pertumbuhan bisnis, termasuk entitas anak perusahaan," ujarnya.
- Apa Itu SMA Unggulan Garuda, Program Ambisius Prabowo di Pendidikan
- Jurus RATU Raup Pendapatan Double Digit Pasca Melantai di Bursa
- Arah Saham Bukalapak (BUKA) Usai Tutup Bisnis Marketplace
Langkah transformasi ini, kata Dimas, bertujuan untuk memastikan keberlanjutan bisnis yang sehat dan menguntungkan di masa depan. Dengan kondisi keuangan yang kuat, Bukalapak yakin dapat memberikan manfaat optimal bagi pemangku kepentingan, khususnya para pemegang saham.
Marketplace Bukalapak Tetap Beroperasi
Menanggapi rumor tentang penutupan marketplace, Bukalapak memastikan bahwa platformnya akan tetap beroperasi. Baik aplikasi maupun situs web, termasuk layanan Mitra Bukalapak, masih dapat diakses oleh pengguna. Dimas Bayu menegaskan bahwa penghentian penjualan produk fisik hanyalah bagian dari transformasi bisnis.
"Marketplace Bukalapak tetap ada dan beroperasi. Namun, kami mengambil langkah untuk menghentikan secara bertahap layanan penjualan produk fisik mulai Februari 2025. Keputusan ini memungkinkan kami fokus pada lini bisnis yang memiliki potensi pertumbuhan lebih besar," jelas Dimas.
Transformasi Bisnis Demi Keberlanjutan
Perubahan ini juga tidak memberikan dampak material terhadap pendapatan perusahaan. Penjualan produk fisik, menurut Dimas, hanya menyumbang kurang dari 3% dari total pendapatan Bukalapak. Dengan fokus pada produk virtual dan lini bisnis lain seperti gaming, investasi, dan Mitra Bukalapak, Bukalapak percaya dapat mencapai EBITDA positif dalam waktu dekat.
"Dengan memperkuat fokus pada produk virtual, kami yakin bisa meningkatkan relevansi dan daya saing di ekosistem digital," ungkap Dimas.
Fokus pada Produk Virtual dan Lini Bisnis Lainnya
Dalam beberapa tahun terakhir, Bukalapak telah mengembangkan berbagai layanan digital yang lebih inovatif. Selain produk virtual, Bukalapak juga menggarap segmen gaming, investasi, dan retail. Mitra Bukalapak pun menjadi salah satu pilar bisnis yang memberikan kontribusi signifikan bagi perusahaan.
"Kami telah berinvestasi besar pada produk virtual dan berbagai layanan lain yang mendukung kebutuhan digital masyarakat. Langkah ini adalah bagian dari strategi jangka panjang kami untuk tetap relevan di industri," tambah Dimas.
- Perankan Transgender di Squid Game 2, Ini Rekomendasi Drama Park Sung-Hoon
- LK21 dan LokLok Ilegal, Berikut 5 Aplikasi Nonton Film dan Drama Lengkap dan Aman
- Selain Squid Game 2, Ini 10 Film dan Drama yang Dibintangi Im Siwan
Dukungan untuk Para Pelapak
Sebagai bagian dari proses transisi, Bukalapak juga berkomitmen memberikan dukungan penuh kepada para pelapak yang terdampak. Perusahaan menyediakan panduan dan sumber daya untuk membantu pelapak melakukan adaptasi.
"Kami berterima kasih atas kepercayaan pelanggan dan pelapak selama ini. Hak-hak mereka akan kami pastikan tetap terpenuhi hingga akhir proses transisi," tutur Dimas.