Tidak Perlu Khawatir Jika Air Minum Berubah Rasa

JAKARTA – Rasa air yang berubah setelah dibiarkan terbuka bukan berarti berbahaya. Hal itu merupakan hasil dari perubahan kimia air.

Air tidak memiliki protein atau gula sehingga molekulnya tidak dipecah oleh mikroba seperti halnya makanan. Namun, ketika dibiarkan dalam keadaan terbuka, air akan menyerap sejumlah karbondioksida sehingga rasanya akan sedikit asam.

Julian Huguet dalam Dailymailmengatakan bahwa asam karbonat akan kehilangan dua proton dengan membentuk karbonat atau bikarbonat. Proses tersebut dapat menurunkan pH air sehingga tercipta rasa asam.

Indikator tingkat asam atau basa pada air disebut pH dan diberi skala 0-14. Air putih yang baik untuk dikonsumsi mempunyai kadar pH antara 6-7. Konsumsi air putih dibutuhkan seseorang untuk mencerna makanan dan membunuh kuman.

Jika pH air terlalu rendah atau tinggi, masing-masing dapat menyebabkan efek samping. Air dengan kadar keasaman tinggi dapat menyebabkan sakit kepala, sedangkan jika terlalu basa nantinya dapat merusak struktur lambung.

Namun, selain pH, kualitas air juga ditentukan oleh beberapa faktor, seperti kondisi tempat penyimpanan. Jika air dibiarkan di tempat terbuka tanpa ditutup, ganggang dapat tumbuh di dalamnya dan menjadi tempat bagi larva nyamuk sehingga mendatangkan bakteri. Selain itu, partikel debu juga akan masuk dan membuat air menjadi kotor.

Meskipun demikian, air dapat disaring dan direbus kembali untuk membunuh kuman. Jangan lupa, setelahnya mesti ditutup dan dijauhkan dari sinar matahari.