<p>Awak media mengamati monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 3 Agustus 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 2,78 persen atau 143,4 poin ke level 5.006,22 pada akhir sesi Senin (3/8/2020), setelah bergerak di rentang 4.928,47 &#8211; 5.157,27. Artinya, indeks sempat anjlok 4 persen dan terlempar dari zona 5.000. Risiko penurunan data perekonomian kawasan Asean termasuk Indonesia menjadi penyebab (IHSG) terkoreksi cukup dalam hari ini. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Tidak Seburuk yang Diperkirakan, OECD Proyeksikan Ekonomi Global Minus 4,5 Persen

  • JAKARTA – Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/ OECD) menurunkan proyeksi kontraksi ekonomi global tahun ini menjadi minus 4,5%. Pada Juni 2020, OECD pernah merilis prediksi kontraksi ekonomi hingga 6%. Revisi proyeksi itu berdasarkan sejumlah aspek pemulihan dan upaya seluruh dunia untuk mengendalikan COVID-19. Mengutip laporan  OECD Economic Outlook, […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/ OECD) menurunkan proyeksi kontraksi ekonomi global tahun ini menjadi minus 4,5%.

Pada Juni 2020, OECD pernah merilis prediksi kontraksi ekonomi hingga 6%. Revisi proyeksi itu berdasarkan sejumlah aspek pemulihan dan upaya seluruh dunia untuk mengendalikan COVID-19.

Mengutip laporan  OECD Economic Outlook, Interim Report September 2020 yang dirilis Rabu, 17 September 2020, dengan turunnya prediksi kontraksi tahun ini, OECD juga menurunkan outlook pertumbuhan ekonomi global yang semua 5,2% menjadi 5% saja pada 2021.

Meski tak seburuk yang diprediksi, namun pandemi tetap berdampak besar pada perekonomian dan tatanan sosial seluruh dunia. Tercatat, pada kuartal II-2020, produksi ekonomi global turun lebih dari 10% dibandingkan pada akhir 2019.

“Sebuah kejutan tiba-tiba yang belum pernah terjadi sebelumnya di zaman modern,” tulis OECD.

Kondisi Ekonomi Global

Setidaknya, perdagangan global telah ambles lebih dari 15% pada paruh pertama 2020. Di sisi lain, sektor tenaga kerja terhantam oleh pengurangan jam kerja, pemutusan hubungan kerja (PHK), dan kebangkrutan usaha.

Secara global OECD memperkirakan, ekonomi China diperkirakan menjadi satu-satunya yang bakal tumbuh pada 2020, dengan proyeksi sekitar 1,8%. Sementara, India diperkirakan menyusut hingga 10,2%.

Sedangkan, Amerika Serikat (AS) sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia diprediksi kontraksi 3,8%. Kemudian, Jerman menyusut 5,4%, Prancis kontraksi 9,5%, Italia minus 10,5%, dan Inggris -10,1%.

Prediksi Ekonomi RI

Adapun ekonomi Indonesia diperkirakan kontraksi sebesar 3,3% tahun ini. Merosot jika dibandingkan dengan pertumbuhan 5,0% pada tahun sebelumnya.

Namun, OECD memprediksi Indonesia dapat mencatatkan pertumbuhan ekonomi hingga 5,3% pada 2021. OECD menambahkan bahwa prospek pertumbuhan ekonomi global akan sangat bergantung pada berbagai faktor.

Termasuk tingkat keparahan pandemi, jenis pembatasan yang diberlakukan, pengembangan vaksin, dan efek dari tindakan kebijakan fiskal maupun moneter pada permintaan.