Manuver Jip Israel di Jalur Gaza (Reuters/Amir Cohen)
Dunia

Tidak Seperti Biasanya, Kenapa Serangan Darat Israel Lambat?

  • Ini sangat kontras dengan serangan udara yang tak henti-hentinya selama tiga minggu terakhir di wilayah tersebut. Juga sangat berbeda dengan serangan darat Israel sebelumnya di Gaza.

Dunia

Amirudin Zuhri

GAZA-Belum seperti yang diperkirakan serangan darat Israel ke Gaza bergerak lambat. Mereka tidak melakukan serangan serentak dan besar-besaran.

Pasukan Israel terlihat berhati-hati dalam merebut dan mengamankan sebagian wilayah pada hari-hari pertama serangan darat. Ini sangat kontras dengan serangan udara yang tak henti-hentinya selama tiga minggu terakhir di wilayah tersebut. Juga sangat berbeda dengan serangan darat Israel sebelumnya di Gaza. 

Keberadaan 200 lebih tawanan yang disandera Hamas serta tekanan internasional tampaknya menjadikan Israel harus berpikir cermat. Meski berulang kali akan menghancurkan kelompok terseut. Israel tampaknya tetap masih berharap ada proses negosiasi agar Hamas mau melepaskan sandera,

Serangan darat Israel kali ini juga terlihat tidak langsung ke daerah-daerah yang paling padat penduduknya di Gaza. Pimpinan Israel juga mengatakan bahwa perang akan berlangsung panjang. Ini sekaligus memberikan ruang bagi kemungkinan kesepakatan mengenai mereka yang disandera.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pekan lalu bahwa pemulihan para sandera adalah bagian integral dari tujuan militer di Gaza. Hamas,  sejauh ini telah membebaskan empat warga sipil dari 239 orang yang diyakini ditahan. Banyak di antaranya berada di jaringan terowongan yang dalam.

Seorang mantan komandan senior Israel kepada Reuters Kamis 2 November 2023 mengatakan, dengan bergerak perlahan, tentara juga berharap untuk mengamankan sisi pasukan Israel. Serta memberi umpan kepada pejuang Hamas  keluar dari terowongan atau daerah perkotaan yang lebih padat.   Sementara seorang juru bicara militer Israel menolak mengomentari rincian serangan tersebut.

Sedangkan Amos Yadlin, mantan kepala intelijen pertahanan Israel kepada wartawan mengatakan serangan akan  dilakukan sedikit demi sedikit. Meter demi meter serta berusaha menghindari jatuhnya korban.

Dalam tiga minggu sejak serangan Hamas, serangan udara Israel telah menghancurkan sebagian besar Gaza. Serangan  menewaskan lebih dari 8.000 orang termasuk lebih dari 3.000 anak-anak. Israel juga telah memutus pasokan makanan, obat-obatan dan bahan bakar.  Para pemimpin Hamas mengatakan bahwa gencatan senjata diperlukan untuk membebaskan sandera sipil. 

Pada tahun 2011, Hamas merundingkan pembebasan lebih dari 1.000 tahanan Palestina di Israel dengan. Dengan  imbalan satu tentara Israel.

Meningkatnya tekanan internasional terhadap kondisi di Gaza menyebabkan negara-negara besar pekan lalu menyerukan Israel untuk memberikan jeda kemanusiaan. Ini  untuk memasukkan bantuan dan mengeluarkan sandera. Namun Israel menolak dengan dalih jeda pertempuran akan menguntungkan Hamas. 

Setelah mengumpulkan ratusan ribu tentara di perbatasannya dengan Gaza, Israel melakukan serangan darat pertama yang berkelanjutan pada hari  Jumat.

Pemerintah telah memberikan dua tujuan kepada militer Israel. Pertama menghancurkan  Hamas, termasuk infrastruktur dan kemampuan operasionalnya. Dan kedua memulangkan para sandera.

Didukung oleh helikopter dan drone, tank dan pengangkut personel lapis baja telah memasuki daerah semi-pedesaan di utara Kota Gaza. Kota utama di daerah kantong tersebut.

Pasukan juga memasuki selatan kota, mengancam Jalan Salah Al Deen, arteri transportasi utama yang membentang sepanjang 40 km. Tank-tank tersebut menemui perlawanan di jalan. Pejuang Palestina mengatakan Israel gagal membuat terobosan berkelanjutan. 

Jaringan Terowongan

Jaringan terowongan di Gaza milik Hamas juga menjadi masalah yang harus dihadapi Israel. Omri Attar, seorang mayor cadangan di brigade operasi khusus mengatakan, pasukan darat juga dilatih untuk menemukan ventilasi udara dan pintu keluar yang mengarah ke terowongan. Kemudian  menempatkan bahan peledak di dalam untuk menutupnya. 

Dia mengatakan unit khusus lainnya akan menangani setiap pertempuran di dalam terowongan. Namun dia mengakui ini  adalah situasi yang sangat rumit

Pendekatan yang dilakukan sejauh ini berbeda dari serangan-serangan sebelumnya di Gaza. Wilayah yang sebagian besar merupakan wilayah perkotaan yang dihuni 2,3 juta orang ini menjadi sasaran serangan Israel pada 2008, 2014 dan  2021.

Pada tahun 2008, pasukan militer Israel memasuki wilayah dengan kekuatan besar. Ini  mendorong Hamas untuk mundur. Pasukan militer Israel sadar akan bahaya  pengiriman pasukan dalam jumlah besar.

Untuk menggarisbawahi risiko ini  pada tahun 2008, Israel kehilangan sembilan tentara dalam serangannya. Pada tahun 2014, jumlah korban tewas melonjak menjadi 66 orang. Sejak 7 Oktober, 315 tentara Israel telah terbunuh. Sebagian  besar dari mereka tewas dalam serangan awal Hamas.

Ben Milch komandan Korps Teknik Tempur Israel pada tahun 2014 dan bertugas menghancurkan terowongan mengatakan, misi mereka pada saat itu  tidak memasuki jaringan lebih dari dua kilometer. Mereka hanya perlu menghancurkan puluhan terowongan. Sementara  tantangan saat ini adalah ratusan terowongan dan jarak berkilo-kilometer. Selain itu benteng bawah tanah  yang dibangun Hamas.

Membersihkan terowongan juga menghadapi kesulitan lain. Termasuk penyanderaan serta pengambilan keputusan apakah akan menutup lubang ventilasi.

Menurut Milch  kondisi ini yang tampaknya menyebakan Israel kali ini mengambil pendekatan yang metodis dan lebih lambat.