sleep tidur.jpg
Gaya Hidup

Tidur dengan Lampu Menyala Bisa Berdampak Buruk pada Jantung dan Gula Darah

  • Sebuah penelitian menunjukkan tidur semalam suntuk di ruangan yang cukup terang, daripada ruangan yang remang-remang, dapat menyebabkan detak jantung yang lebih tinggi pada malam hari dan resistensi insulin keesokan paginya.
Gaya Hidup
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

JAKARTA- Sebuah penelitian menunjukkan tidur semalam suntuk di ruangan yang cukup terang, daripada ruangan yang remang-remang, dapat menyebabkan detak jantung yang lebih tinggi pada malam hari dan resistensi insulin keesokan paginya.

Penelitian ini melibatkan dua kelompok yang terdiri dari 10 orang dewasa yang sehat. Satu kelompok tidur di kamar yang remang-remang selama dua malam berturut-turut dan yang lain tidur di kamar yang remang-remang pada suatu malam dan kemudian kamar dengan penerangan sedang pada malam berikutnya.

Menurut  penelitian yang diterbitkan 14 Maret di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences itu kamar -kamar yang cukup terang diterangi dengan lampu overhead 100 lux. Ini setara dengan situasi siang saat mendung.

New Scientist melaporkan cahaya 100 lux juga dapat dibandingkan dengan layar televisi yang menyala di ruangan yang gelap.

Semua peserta penelitian memakai monitor jantung untuk tidur. Pada  pada malam kedua, kelompok yang tidur di ruangan yang cukup terang menunjukkan peningkatan yang nyata dalam detak jantung saat mereka tidur, dibandingkan dengan malam sebelumnya. Kelompok yang tidur dalam pencahayaan redup pada kedua malam tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.

"Kami menemukan detak jantung  meningkat ketika seseorang tidur di ruangan yang cukup terang," Daniela Grimaldi, penulis pertama dan asisten peneliti profesor neurologi di Universitas Northwestern dalam sebuah pernyataan. 

"Meskipun Anda tidur, sistem saraf otonom Anda tetap aktif." Sistem saraf otonom mengatur proses tubuh yang tidak disengaja, seperti pernapasan, detak jantung, pelebaran pupil dan pencernaan, serta respons melawan-atau-lari.

Jika sistem saraf otonom meningkatkan detak jantung di malam hari, "itu buruk," kata Grimaldi. "Biasanya, detak jantung Anda bersama dengan parameter kardiovaskular lainnya lebih rendah di malam hari dan lebih tinggi di siang hari."

Resistensi insulin

Penulis penelitian juga menjalankan beberapa tes untuk memperkirakan resistensi insulin peserta setiap pagi penelitian, setelah mereka bangun. Hormon insulin biasanya membantu sel mengambil glukosa, atau gula, dari aliran darah. 

Tetapi ketika sel resisten terhadap insulin, mereka tidak mengambil glukosa yang tersedia, dan tubuh memproduksi lebih banyak insulin untuk mengimbanginya. Seiring waktu, sel-sel menjadi resisten bahkan terhadap kadar insulin setinggi langit ini, yang menyebabkan kadar gula darah melonjak.

Pada pagi pertama, setelah mereka tidur di kamar yang remang-remang, kedua kelompok studi mendapat skor yang hampir sama pada tes resistensi insulin. 

Pada pagi kedua, kelompok yang tidur di ruangan yang cukup terang mendapat skor lebih buruk pada tes ini. Sedangkan  kelompok yang tidur dalam cahaya redup mendapat skor yang hampir sama atau lebih baik dari hari sebelumnya. "Paparan cahaya kamar  selama tidur meningkatkan ukuran resistensi insulin keesokan paginya," tulis para peneliti dalam laporan mereka.

Jim Horne, seorang ahli saraf berbasis di Inggris yang mengkhususkan diri dalam studi tidur, mengatakan kepada New Scientist, penelitian ini terbatas karena hanya melibatkan 20 orang dan hanya memantau partisipan selama dua hari dua malam. Orang tidak boleh berasumsi bahwa mereka perlu mengubah kebiasaan tidur mereka kecuali hasil ini dibuktikan dalam percobaan yang lebih besar.