Tidur Siang Berdampak Pada Perkembangan Kognitif Anak, Ini Penjelasannya!
- Tim peneliti mengatakan bahwa mengurangi tidur siang untuk anak-anak tidak akan meningkatkan perkembangan otak, dan mereka harus dibiarkan tidur siang sesering dan selama yang mereka butuhkan.
Gaya Hidup
JAKARTA - Penelitian terbaru yang dilakukan oleh University of East Anglia menunjukkan bahwa bayi yang banyak tidur siang memiliki kosakata yang lebih sedikit dan keterampilan kognitif yang lebih buruk.
Orang tua kerap mengkhawatirkan tentang jumlah tidur anak mereka yang terlalu sedikit atau terlalu banyak.
Namun, sebuah studi baru mengungkapkan bahwa beberapa anak lebih efisien dalam mengkonsolidasikan informasi selama tidur, sehingga mereka lebih jarang tidur siang.
Sementara yang lain, biasanya anak-anak yang memiliki lebih sedikit kata dan keterampilan kognitif yang lebih buruk, perlu lebih sering tidur siang.
Tim peneliti mengatakan bahwa mengurangi tidur siang untuk anak-anak tidak akan meningkatkan perkembangan otak, dan mereka harus dibiarkan tidur siang sesering dan selama yang mereka butuhkan.
- Pemprov DKI Berencana Terapkan WFH Mulai September
- Subsidi Gas Murah Berisiko Menghambat Iklim Investasi di Sektor Hulu
- Para Capres Ekuador Nyatakan Perang pada Kejahatan Jalanan
Peneliti utama Dr Teodora Gliga mengatakan: "Ada banyak kecemasan orang tua seputar tidur. Orang tua khawatir anak-anak mereka tidak tidur siang sebanyak yang diharapkan untuk usia mereka - atau tidur siang terlalu sering dan terlalu lama,” terangnya.
"Tetapi penelitian kami menunjukkan bahwa seberapa sering seorang anak tidur siang mencerminkan kebutuhan kognitif masing-masing. Beberapa lebih efisien dalam mengkonsolidasikan informasi selama tidur, sehingga mereka lebih jarang tidur siang,” ungkapnya.
Selain itu penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak dengan skor kosa kata rendah lebih sering tidur siang.
"Anak-anak dengan kosakata yang lebih sedikit atau skor yang lebih rendah dalam ukuran fungsi eksekutif, lebih sering tidur siang. Anak-anak kecil secara alami akan tidur siang selama yang mereka butuhkan dan mereka harus diizinkan melakukan hal itu," tambahnya.
- Tips Ampuh Hadapi Gugup Saat Wawancara Kerja
- Saat Albert Einstein Tolak Jadi Presiden Israel
- Nestle dan Unilever Gunakan AI untuk Pangkas Biaya dan Maksimalkan Iklan
Tim peneliti mempelajari 463 bayi berusia antara delapan bulan dan tiga tahun selama lockdown pada tahun 2020.
Orang tua disurvei tentang pola tidur anak-anak mereka, kemampuan mereka untuk fokus pada suatu tugas, menyimpan informasi dalam ingatan mereka, dan jumlah kata yang mereka pahami dan dapat ucapkan.
Mereka juga bertanya kepada orang tua tentang status sosial ekonomi mereka, termasuk kode pos, pendapatan, dan pendidikan mereka. Juga tentang jumlah screentime dan aktivitas di luar ruangan yang dilakukan anak mereka.
Dr Gliga berkata: "Lockdown memberi kami kesempatan untuk mempelajari kebutuhan tidur intrinsik anak-anak karena ketika anak-anak berada di penitipan anak, mereka jarang tidur siang sebanyak yang mereka butuhkan,” terangnya.
Penelitian juga mengungkap orang tua dari latar belakang sosial ekonomi yang lebih rendah cenderung melaporkan kualitas tidur yang buruk "Sementara mayoritas orang tua memberi tahu kami bahwa tidur anak mereka tidak terpengaruh oleh lockdown, orang tua dari latar belakang sosial ekonomi yang lebih rendah lebih cenderung melaporkan tidur yang memburuk,” terangnya.
Temuan ini juga menunjukkan bahwa anak-anak memiliki kebutuhan tidur yang berbeda. Beberapa anak mungkin tidak tidur siang lebih awal karena mereka tidak membutuhkannya lagi. Yang lain mungkin masih perlu tidur siang setelah usia tiga tahun.