<p>Suasana gerai Matahari Departement Store Mal WTC, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa, 20 Oktober 2020. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Korporasi

Tiga Bulan Awal 2021, Matahari Department Store Sudah Rugi Rp95 Miliar

  • Pandemi COVID-19 masih memberikan dampak negatif kepada emiten ritel milik Grup Lippo, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF). Pendapatan dan penjualan Matahari anjlok, sehingga perusahaan mengalami kerugian pada kuartal I-2021.

Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Pandemi COVID-19 masih memberikan dampak negatif kepada emiten ritel milik Grup Lippo, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF). Pasalnya, pendapatan bersih perseroan mengalami penurunan, diiringi dengan membengkaknya kerugian sepanjang kuartal I-2021.

Berdasarkan laporan keuangan keuangan yang dirilis perseroan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan mencatat pendapatan bersih sebesar Rp1,16 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Capaian tersebut anjlok sekitar 25,16% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu  senilai Rp1,55 triliun.

Rinciannya, penjualan eceran turun dari Rp976,77 miliar menjadi Rp741,40 miliar. Setali tiga uang, penjualan konsinyasi menurun secara tahunan dari Rp535,36 miliar menjadi Rp416,01 miliar pada triwulan pertama 2021. Bahkan, pendapatan jasa ambruk menjadi hanya Rp4,83 miliar dari kuartal I-2020 sebesar Rp37,04 miliar.

Kendati tidak signifikan, namun hal ini membuat rugi bersih LPPF semakin dalam sekitar 1,49% yoy menjadi Rp95,35 miliar dibandingkan dengan nominal kerugian periode yang sama pada kuartal pertama tahun lalu sebanyak Rp93,95 miliar.

Chief Financial Officer Matahari Niraj Jain mengatakan bisnis selama tiga bulan pertama tahun ini masih terdampak oleh adanya pembatasan jarak yang ketat. Namun, kata dia, perseroan telah memulai program musiman lebih awal sebagai upaya antisipasi atas situasi yang tidak menentu.

Ia mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah mengawasi 23 gerai dalam pantauan, dan berencana menutup 13 gerai tahun ini. Sementara, sepuluh gerai dalam pemantauan lainnya masih terus ditinjau. Di sisi lain, perseroan justru membuka satu gerai baru di Balikpapan pada April 2021.

“Kami terus beroperasi dalam situasi makro yang menantang. Perseroan terus mengambil posisi konservatif dalam situasi dengan ketidakpastian yang tinggi,” ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Minggu 25 April 2021.

Di samping itu, lanjut Niraj, perseroan juga memastikan pengendalian yang ketat atas beban operasional dan belanja modal di tengah dukungan dari pemilik mal serta pemasok.

LPPF turut memperpanjang fasilitas pinjaman bank senilai Rp1 triliun dan mengakhiri triwulan pertama dengan saldo pinjaman bank sebesar Rp480 miliar. (LRD)