Tiga Manfaat Saffron untuk Kesehatan
- Saffron disebutkan dalam perjanjian lama sebagai salah satu rempah-rempah yang paling berharga.
Sains
JAKARTA - Saffron merupakan sejenis rempah-rempah yang berasal dari bunga Crocus sativus. Bagian yang digunakan dari tanaman saffron adalah stigma yaitu serat berwarna merah yang harus dipanen secara manual.
Saffron sering digunakan sebagai bahan dalam masakan untuk memberikan rasa dan warna yang khas dan juga digunakan dalam pengobatan tradisional.
Melansir Dr Axe, saffron adalah salah satu rempah-rempah paling mahal di dunia karena proses produksinya yang sangat kompleks. Dibutuhkan 75.000–125.000 bunga untuk menghasilkan satu pon saffron dan satu pon saffron dihargai hingga $5.000 atau sekitar Rp76,75 juta (kurs Rp15.350). Satu pon sendiri sama dengan 453 gram.
Saffron sudah dikenal sejak zaman dahulu. Bahkan, nama saffron disebutkan dalam perjanjian lama sebagai salah satu rempah-rempah yang paling berharga, bersama dengan lidah buaya, calamus, dan kayu manis.
- Netflix Kalah Gugatan Paten Broadcom di Jerman
- Makin Pintar, ChatGPT Kini Bisa Diajak Ngobrol Layaknya Teman
- Genjot Kredit UMKM Asia Tenggara, Modalku Raih Pendanaan Senilai Rp414 Miliar
Saffron dipercaya memiliki sejumlah manfaat kesehatan yang dapat dirasakan ketika mengonsumsinya. Berikut diantaranya.
1. Membantu pengobatan disfungsi ereksi
Saffron dipercaya memiliki efek sebagai afrodisiak tradisional, zat pembangkit gairah dari kandungan crocin, senyawa yang dipercaya memiliki efek afrodisiak.
Sebuah studi menunjukkan peningkatan yang signifikan secara statistik pada kekakuan penis serta peningkatan skor Indeks Fungsi Ereksi Internasional (IIEF-15) setelah konsumsi saffron. Hal tersebut menunjukkan bahwa saffron memiliki khasiat sebagai obat alami untuk impotensi, memberikan manfaat pada fungsi seksual dengan meningkatkan durasi dan frekuensi ereksi pada pria penderita disfungsi ereksi.
2. Meringankan gejala PMS
Premenstrual syndrome atau PMS merupakan masalah umum yang mempengaruhi 20% hingga 40% wanita usia subur. Para peneliti di the Tehran University of Medical Sciences’ Vali Asr Reproductive Health Research Center mempelajari sifat antispasmodik saffron untuk meringankan gejala PMS.
Wanita berusia 20-45 tahun dengan gejala PMS selama setidaknya enam bulan secara acak dibagi menjadi dua kelompok: satu kelompok menerima kapsul saffron 15 mg dua kali sehari, dan kelompok lainnya menerima plasebo selama dua siklus menstruasi. Kelompok yang diberi saffron menunjukkan perbaikan gejala PMS yang signifikan dibandingkan dengan kondisi sebelum diberi saffron dan dibandingkan dengan kelompok plasebo.
3. Meringankan depresi dan kecemasan
Saffron dipercaya dapat mengobati depresi yang efeknya disamakan dengan obat antidepresan imipramine. Delapan belas partisipan dilakukan pengujian yang dibagi dua kelompok. Kelompok pertama diberikan 30 mg saffron dan kelompok kedua diberikan 100 mg imipramine. Hasilnya menunjukkan Saffron menunjukkan efektivitas serupa dengan imipramine dalam memperbaiki depresi ringan hingga sedang.
Dalam penelitian lain, 60 orang dewasa penderita kecemasan dan depresi secara acak dilakukan penelitian untuk mengonsumsi kapsul saffron 50 mg atau plasebo dua kali sehari selama 12 minggu.Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplemen saffron secara signifikan dapat meringankan gejala kecemasan dan depresi.
Namun konsumsi saffron tidak boleh terlalu berlebihan. Hal tersebut karena dapat menyebabkan keracunan, termasuk efek samping yang serius seperti kulit dan mata menjadi kuning, pusing, muntah, diare berdarah, atau pendarahan dari hidung, bibir, dan kelopak mata.
Selain itu, konsumsi berlebihan pada wanita hamil juga tidak diperbolehkan karena dipercaya dapat menyebabkan rahim berkontraksi dan berujung keguguran.