<p>Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (kanan) bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau pelaksanaan protokol kesehatan pusat perbelanjaan di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa 16 Juni 2020. Pembukaan pusat perbelanjaan ini diharapkan tidak diikuti euforia masyarakat mengingat penambahan jumlah positif COVID-19 di Indonesia masih terjadi hingga saat ini. Menurut Mendag, untuk mempersiapkan tatanan normal baru, Kementerian Perdagangan telah mempersiapkan Prosedur Standar Operasi (SOP) protokol kesehatan dalam aktivitas perdagangan di masa transisi. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional & Dunia

Tiga Menteri Jokowi Serang PSBB Darurat Gubernur Anies di Acara Kadin

  • Tiga Menteri Jokowi sekaligus menyerang kebijakan Anies pada Rapat Koordinasi Nasional Kamar Dagang dan Industri, Kamis 10 September 2020.

Nasional & Dunia
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti semula, menuai protes sejumlah menteri.

Tiga menteri bawahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekaligus ‘menyerang’ kebijakan Anies pada Rapat Koordinasi Nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Kamis 10 September 2020.

Para Menteri Kabinet Indonesia Maju ini khawatir terhadap dampak PSBB ketat pada perekonomian nasional Indonesia. Pasalnya tren ekonomi saat ini sedang menunjukkan perbaikan pascaterpukul akibat penerapan PSBB Maret lalu.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyalahkan Anies atas ambruknya pasar saham pada Kamis pagi, 10 September 2020. Menurutnya, karena pengumuman Anies tersebut, IHSG saat ini berada di bawah level 5.000 atau anjlok 5% lebih. Ini merupakan level yang sama saat awal pandemi.

“Beberapa hal yang kita lihat sudah menampakkan hasil positif. Berdasarkan indeks hari ini menunjukkan ketidakpastian akibat pengumuman Gubernur DKI tadi malam,” tegas Airlangga di tengah Rakornas Kadin Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyayangkan keputusan yang diambil Gubernur Anies. Ia menilai aturan tersebut dapat kembali memperburuk kondisi sektor industri Tanah Air yang dalam beberapa bulan terakhir sedang terjadi perbaikan tren kinerja.

PMI manufaktur sudah kembali menyentuh angka 50,8 alias di atas ambang batas minimum 50 pada Agustus 2020 lalu. PSBB ketat DKI ini tentu akan kembali memengaruhi kinerja industri manufaktur yang ada. Kami khawatir mendapat tekanan,” tambahnya.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto juga mewanti-wanti kebijakan tiba-tiba yang diambil Anies. Ia menyoroti kelancaran jalur distribusi termasuk logistik.

Hal ini tentu akan menggangu perekonomian yang sedang melakukan proses recovery saat ini, apalagi jika kebijakan yang sama diambil oleh daerah lainnya.

“PDB kita akan terganggu jika proses distribusi tidak lancar. Seperti yang kita ketahui bahwa setengahnya PDB kit aitu konsumsi,” jelas Agus. (SKO)