Tiga Strategi Anyar Bank Mandiri untuk Genjot Bisnis Berkelanjutan
- JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) membeberkan tiga strategi anyar untuk menjaga pertumbuhan bisnis berkelanjutan. Direktur Utama (Dirut) Bank Mandi
Industri
JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) membeberkan tiga strategi anyar untuk menjaga pertumbuhan bisnis berkelanjutan. Direktur Utama (Dirut) Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan perseroan punya tiga fokus utama untuk mendongkrak kinerja di sisa tahun ini.
Pertama, integrasi bisnis segmen wholesale dan ritel. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan potensi value chain pada ekosistem nasabah wholesale yang selama ini menjadi andalan utama bank berlogo pita kuning tersebut.
Kedua, mempertajam target penyaluran kredit pada segmen wholesale yang potensial. Darmawan mengatakan targeted customer terhadap sektor yang pemulihannya cepat menjadi sasaran utama perseroan menyalurkan kredit.
- Beban Operasional Membengkak, Bank Neo Commerce (BBYB) Merugi Rp132,86 Miliar
- Cara Hidup Enak Meski Gaji Pas-Pasan? Simak Tips Berikut
- IHSG Diproyeksikan Bullish, UOB Kay Hian Rekomendasikan Saham INDF dan PTPP
Hingga kuartal II-2021, segmen wholesale banking menjadi penopang utama kredit Bank Mandiri. Penyaluran kredit segmen ini tumbuh 7,13% year on year (yoy) menjadi Rp534,2 triliun per 30 Juni 2021. Sementara pembiayaan ke segmen usaha mikro kecil menengah (UMKM) tercatat naik 20,1% yoy menjadi Rp98,3 triliun.
Adapun keseluruhan kredit di Bank Mandiri mencapai Rp1.014,3 triliun atau tumbuh 16,4% yoy.
“Lewat strategi ini, Bank Mandiri optimis kredit secara bank only mampu tumbuh 6%-7% YoY pada akhir tahun 2021, tentunya dengan tetap memprioritaskan pertumbuhan secara berkualitas," ucap Darmawan dalam keterangan tertulis, Senin, 30 Agustus 2021.
Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), DPK Bank Mandiri secara konsolidasi hingga kuartal II 2021 tumbuh 19,73% yoy menjadi Rp 1.169,2 triliun. Komposisi dana murah di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini berhasil menembus 68,49%.
Pertumbuhan dana murah terutama didorong oleh pertumbuhan giro (bank only) sebesar 40,9% yoy di kuartal II-2021. Keberhasilan Bank Mandiri dalam menjaga tren pertumbuhan dana murah ini juga ikut menekan biaya dana atau cost of fund (CoF) menjadi 1,71% turun dari level 2,53% pada akhir tahun lalu.
“Kami memandang tren pertumbuhan ini sebagai sinyal positif bahwa permintaan masih ada dan diharapkan akan terus meningkat. Namun, kami akan tetap waspada dalam mengeksekusi rencana bisnis ke depan,” kata Darmawan.
Dia menambahkan, kenaikan DPK dan penyaluran kredit yang positif di paruh pertama 2021 berkontribusi kepada pembentukan aset Bank Mandiri secara konsolidasi. Hingga semester I-2021, aset perseroan mencapai Rp1.580,5 triliun, meningkat 16,26% yoy.
Walhasil, Emiten bersandi BMRI ini mengantongi laba bersih Rp12,5 triliun, naik 21,45%. Laba bersih terutama disokong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 21,50% yoy menjadi Rp35,16 triliun. Selain itu, pertumbuhan pendapatan berbasis jasa (fee based income) sebesar 17,27% yoy menjadi Rp15,94 triliun. (RCS)