<p>Karyawati melayani pelanggan di salah satu Gerai Indosat Ooredoo di Jakarta, Rabu, 23 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Tiga Tahun Indosat Gelontorkan Dividen Rp11,7 triliun, Berapa Bagian Pemerintah?

  • Selama periode tahun buku 2020-2022, PPA menikmati dividen dari Indosat sekitar Rp1,7 triliun

Korporasi

Ananda Astri Dianka

JAKARTA - PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk atau Indosat (ISAT) akan kembali membayarkan dividen kepada para pemegang sahamnya. 

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Indosat awal pekan ini (15/5) menyetujui pembagian dividen sebesar Rp2,06 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 43,6% dari laba bersih 2022 atau Rp255,7 per saham.

Selama periode tahun buku 2020-2022, Indosat telah menggelontorkan total dividen sebesar Rp11,76 triliun. Pemerintah melalui PT Perusahaan Pengelola Aset Aset (PPA) menikmati jatah dividen sekitar Rp1,7 triliun selama periode tersebut.

Sebelum merger antara PT Indosat Ooredo dan Hutchison Tri berlaku efektif pada 4 April 2022, Indosat telah lebih dulu agresif dalam membayarkan dividen. Salah satu contohnya dividen untuk tahun buku 2020. Saat itu, total dividen yang dibayarkan perseroan mencapai Rp9,5 triliun atau setara dengan Rp1.748,27 per saham.

Dividen 2020

Pembayaran dividen tahun buku 2020 itu cukup unik, karena dilakukan dalam dua periode waktu. Pertama, dividen tahunan sebesar Rp4,5 triliun atau 828,12 per saham berdasarkan keputusan RUPSLB Indosat Jumat, 26 November 2021.

Kedua, dividen interim berdasarkan kinerja keuangan sembilan bulan pertama 2021 sebesar Rp5 triliun atau setara dengan Rp920,14 per saham.

Pembayaran dividen tahun buku 2020 dan interim 2021 itu dilakukan sebelum merger dengan Hutchison Tri terjadi. Sehingga secara nominal, Ooredoo Asia Pte Ltd yang menguasai 65% saham Indosat  mendapatkan kue terbesar. Kira-kira nilainya mencapai sekitar Rp6,2 triliun.  

Dari total dividen tersebut, PPA yang saat itu masih memiliki 14,29% saham menikmati dividen sekitar Rp1,35 triliun.

Pada RUPLB 18 Agustus 2022, Indosat kembali memutuskan pembagian dividen tahun buku 2021. Nilainya sebesar Rp2 triliun. Pada periode ini, pemegang saham Indosat hasil merger sudah berhak menikmati dividen tersebut. Pasalnya, yang berhak menikmati dividen adalah pemegang saham yang terdaftar pada 30 Agustus 2022.

Dividen Pemerintah

Sebagai catatan, pasca merger Indosat dan Tri yang efektif berlaku mulai 4 April 2022, komposisi pemegang saham emiten ini adalah:

1. Ooredoo Hutchison Asia Pte. Ltd menguasai 65,64% saham

2. PPA sebanyak 9,63%

3. Tiga Telekomunikasi Indonesia 8,33%

4. Publik 16,29% saham

Sehingga dari total dividen Rp2 triliun untuk tahun buku 2021, PPA sebagai representasi pemerintah memperoleh dividen Rp193 miliar.

Jumlah dividen yang hampir sama akan diterima PPA pada tahun buku 2022. Dengan total dividien sebesar Rp2,06 triliun, sebagai pemilik 776.624,999 saham, PPA akan menerima sekitar Rp198 miliar.  Jika ditotal, selama periode tahun buku 2020-2022, PPA menikmati dividen dari Indosat sekitar Rp1,7 triliun.

Kepemilikan Bersama Ooredoo-CK Hutchison

Ooredoo Hutchison Asia Pte. Ltd yang kini menjadi pemegang saham pengendali Indosat kini dimiliki secara bersama oleh Ooredoo dan Hutchison dengan kepemilikan masing-masing 50% saham.  Komposisi saham tersebut terjadi menyusul sejumlah transaksi yang melibatkan Grup Ooredoo dengan CK Hutchison pasca merger Indosat dan Tri.

Sebelum merger, Ooredoo Asia menjadi pemegang pengendali Indosat dengan menggenggam 65% saham. Dalam proses merger, CK Hutchison mendapatkan saham baru yang diterbitkan Indosat sebanyak 21,8%, sementara PT Tiga Telekomunikasi Indonesia yang sebelumnya memiliki saham Tri berhak atas 10,8% saham dari Indosat Ooredoo Hutchison.

Sebagai bagian dari transaksi itu, CK Hutchison mengakuisisi 50% saham Ooredoo Asia. Langkah ini dilakukan dengan menukar 21,8% sahamnya di Indosat Ooredoo Hutchison dengan 33,3% saham di Ooredoo Asia.

Agar dapat memiliki 50% saham di Ooredoo Hutchison Asia Pte. Ltd, CK Hutchison mengakuisisi 16,7% saham dari Grup Ooredoo melalui transaksi tunai sebesar US$ 387 juta. Itulah yang kemudian membuat masing-masing pihak memiliki 50% saham Ooredoo Hutchsion Asia Pte. Ltd.