TikTok Shop Tutup Jualan 4 Oktober
Dunia

TikTok Dilabel Ancaman, Tapi Dipakai Kandidat Pilpres AS untuk Kampanye

  • Mantan Presiden Donald Trump, yang maju sebagai kandidat Partai Republik, sebelumnya pernah mencoba melarang TikTok saat masih menjabat dengan menuduh ada risiko keamanan data dari perusahaan induk ByteDance. Namun belum lama ini, Trump malah membuat debutnya di TikTok dengan mengunggah video dirinya melambai dipertandingan UFC.

Dunia

Muhammad Imam Hatami

WHASINGTON - Para kandidat calon presiden Amerika Serikat 2024 menunjukkan sikap yang kontradiktif terkait platform media sosial TikTok. 

Mereka mengampanyekan rencana untuk melarang aplikasi asal China tersebut dengan alasan keamanan nasional. Namun di sisi lain, para capres justru aktif menggunakan TikTok untuk menjangkau pemilih, terutama kalangan milenial dan Gen Z.

Mantan Presiden Donald Trump, yang maju sebagai kandidat Partai Republik, sebelumnya pernah mencoba melarang TikTok saat masih menjabat dengan menuduh ada risiko keamanan data dari perusahaan induk ByteDance.

Namun belum lama ini, Trump malah membuat debutnya di TikTok dengan mengunggah video dirinya melambai di pertandingan UFC. 

"Ada banyak orang di TikTok yang menyukainya. Ada banyak anak-anak muda di TikTok yang akan menjadi gila tanpanya," klaim Trump di depan para pendukungnya, dilansir Xinhua, Rabu 5 Juni 2024.

Unggahan TikTok Trump tersebut sudah ditonton puluhan juta kali.

“Kampanye ini berjalan di semua bidang. Mampu melakukan penjangkauan di berbagai platform dan media adalah hal yang penting dan ini hanyalah salah satu dari banyak cara kami menjangkau pemilih. TikTok condong ke arah audiens yang lebih muda,” terang tim pemenangan Trump.

Sementara itu, presiden petahana, Joe Biden dari kubu Partai Demokrat yang juga akan mencalonkan diri, telah menandatangani undang-undang yang mewajibkan TikTok untuk melepaskan entitas bisnisnya dari ekosistem ByteDance atau terancam dilarang beroperasi di Amerika Serikat. 

Meski begitu, tim kampanye Biden sudah lebih dulu aktif menggunakan TikTok untuk menyebarkan konten sejak pemilu sebelumnya tahaun 2020 lalu.

“Bodoh jika kita mengabaikan tempat di mana orang mendapatkan informasi tentang presiden,” ungkap Wakil Manajer Tim Pemenangan Biden, Rob Flaherty.

Kedua kubu tampaknya menyadari pengaruh besar yang dimiliki TikTok di kalangan pemilih muda Amerika. Sepertiga orang dewasa AS menggunakan TikTok, dengan lebih dari 60% di antaranya berusia di bawah 30 tahun. 

Jumlah pengguna yang mencari berita di TikTok pun juga meningkat dua kali lipat sejak 2020.

Kedua partai sepertinya enggan mengabaikan pengaruh TikTok, terutama dalam kontestasi yang diprediksi akan dimenangkan dengan selisih suara tipis di sejumlah negara bagian yang menjadi kunci kemenangan. 

Baik Trump maupun Biden disebut berupaya menjangkau pemilih muda melalui TikTok meski berdalih melarang aplikasi tersebut demi alasan keamanan nasional.