Ilustrasi kantor TikTok.
Fintech

TikTok Masih Lakukan Transaksi Jual Beli di Platform, Zulhas : Dalam Pengecualian

  • Hal ini masih ditoleransi, karena TikTok diberi kesempatan untuk melakukan migrasi data pelanggan selama 3 hingga 4 bulan setelah comeback pada Desember 2023.

Fintech

Debrinata Rizky

JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau yang kerap disapa Zulhas buka suara terkait platform TikTok yang masih melakukan layanan transaksi jual beli di sosial media atau sosmed sejak kembali beroperasi pada 12 Desember 2023.

Menurut Zulhas hal ini masih ditoleransi, karena TikTok diberi kesempatan untuk melakukan migrasi data pelanggan selama 3 hingga 4 bulan setelah comeback pada Desember 2023.

"Kita kasih pengecualian 3 sampai 4 bulan. Nanti baru kita audit karena memang itu perlu waktu migrasi perlu waktu, karena masih percobaan," kata Zulhas dalam acara Laporan Capaian Kinerja Kemendag 2023 dan Outlook 2024 di Kantor Kemendag pada Kamis, 4 Januari 2024.

Padahal Kementerian perdagangan beberapa waktu lalu telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan melalui Sistem Elektronik.

Aturan tersebut melarang segala transaksi yang berada di platform media sosial untuk jual beli. Aturan ini juga diteken usai gaduh TikTok yang memiliki izin sebagai media sosial melakukan layanan transaksi jual beli di platform tersebut melalui TikTok Shop.

Ketua Umum Partai PAN ini meminta setelah waktu yang diberikan pemerintah, pihak TikTok Indonesia sebagai platform media sosial harus mematuhi ketentuan yang berlaku. Hal ini semata-mata untuk melindungi pelaku UMKM lokal di tengah adopsi belanja masyarakat yang beralih ke online.

Sebelumnya,  TikTok Shop kembali dibuka pada Selasa, 12 Desember 2023 atau bersamaan dengan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).

Comeback TikTok Shop dilakukan setelah platform social media asal China ini mengucurkan investasi ke PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) senilai Rp23,4 triliun.

Manajemen TikTok yang diwakili Direktur Eksekutif e-Commerce, TikTok Indonesia Stephanie Susilo mengungkapkan alasan memilih Tokopedia sebagai mitra di Indonesia karena memiliki visi dan misi yang sama, yaitu mengembangkan UMKM dan bisnis lokal.

Stephanie menjelaskan, TikTok akan terus menjalin kemitraan dengan Tokopedia secara berkelanjutan. Namun sayangnya ia tidak memberi penjelasan lebih lanjut terkait langkah ke depan dari kerja sama dua perusahaan teknologi ini.  

"Kami punya visi dan misi yang sama untuk menjunjung tinggi bisnis lokal, UMKM lokal dan kreator di Indonesia," katanya seusai konferensi pers peluncuran kampanye 'Beli Lokal' Tokopedia-TikTok di Harbolnas 12.12 pada Selasa, 12 Desember 2023.