<p>Ilustrasi aplikasi media sosial berbagi video TikTok asal China. / Pixabay</p>
Gaya Hidup

Tiktok Jadi Platform Terbaik untuk Pemasaran Produk UMKM, Ini Alasannya

  • Selama pandemi berlangsung, media sosial telah menjadi bagian penting di kehidupan sehari-hari masyarakat. Melalui media sosial, baik individu maupun komunitas
Gaya Hidup
Laila Ramdhini

Laila Ramdhini

Author

JAKARTA - Selama pandemi berlangsung, media sosial seperti Tiktok telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Melalui media sosial, baik individu maupun komunitas dapat terus terkoneksi meskipun dengan keterbatasan mobilitas.

Penggunaan media sosial untuk kebutuhan hiburan (entertainment) selama karantina di rumah juga meningkat. Konsumen kini beranjak ke salah satu aplikasi yang paling banyak diunduh pada 2021, yaitu TikTok.

Diluncurkan pada 2016, TikTok telah menjadi aplikasi terpopuler dengan jumlah unduhan global yang mencapai 2 miliar kali. Platform media sosial ini dikenal dengan video viral berdurasi 15 detiknya dan jumlah pengguna aktif yang mencapai 800 juta.

Berbicara mengenai hal ini, Senior Executive Zilingo Indonesia Melina Marpaung mengatakan penggunaan media sosial yang efektif dapat mendorong keinginan pelanggan untuk mengetahui lebih banyak tentang penawaran produk. Hal ini yang diharapkan akan menghasilkan lebih banyak traffic ke bisnis.

Departemen Komunikasi Zilingo Indonesia mendalami bagaimana usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat meningkatkan performa pemasaran media sosial melalui konten TikTok. Mengapa TikTok jadi media paling efektif untuk pemasaran digital? Berikut tiga alasannya.

1. Media sosial berbasis mobile yang sangat mudah diakses

Jumlah pengguna telepon seluler di dunia semakin meningkat dan tidak memperlihatkan penurunan.

Faktor yang membuat TikTok sangat menarik adalah penggunaan video mikro yang sangat mudah diakses di telepon seluler.

“Dari segi bisnis, format mobile merupakan hal yang relevan terhadap konsumen. Anda dapat menjalankan bisnis melalui telepon genggam, sehingga berinvestasi pada aplikasi berbasis mobile cocok dijalankan pada kampanye mobile-first Anda,” ujar Melina.

2. Menghasilkan prospek untuk pengembangan bisnis

Dengan audiens TikTok yang sangat besar, pebisnis perlu mempertimbangkan apakah target audiens juga menggunakan platform yang sama. Meskipun TikTok kini dipenuhi oleh tren generasi Z, namun banyak platform media sosial lain yang juga bermula dari audiens yang lebih muda.

Melina menjelaskan, dengan memanfaatkan platform baru lebih awal, pelaku usaha dapat mendahului kompetitor. Mereka juga dapat membangun basis audiens sebelum platform tersebut bercampur aduk dengan konten promosi bisnis lain.

"Setiap bisnis sebaiknya dapat mengalokasikan marketing resources-nya di tempat target audiens berada, karena akan berdampak baik pada return of investment (ROI) yang diharapkan," ujar dia,

3. Memungkinkan pengusaha untuk memproduksi konten yang autentik

Berdasarkan Laporan Konten Konsumen Stackla, sebanyak 30% kaum milenial mengatakan bahwa mereka berhenti mengikuti sebuah merek di media sosial dikarenakan konten yang dirasa palsu. Sebanyak 57% responden beranggapan kurang dari separuh merek yang ada membuat konten yang autentik.

Masyarakat luas kini merasa penat dengan apapun yang terasa palsu, overproduced, atau terlalu komersil. Sehingga ketika berbicara mengenai influencer media sosial, batas antara sponsorship dengan rekomendasi yang autentik pun semakin kabur.

UMKM dapat memprioritaskan untuk terhubung dengan micro influencers dengan jumlah pengikut 1.000 hingga 10.000 dan profil pengikut yang loyal. Ditambah dengan perspektif yang lebih jujur, yang menggambarkan keotentikan sebuah konten.

Pelaku UMKM juga dapat meningkatkan kesadaran merek dengan memperlihatkan tempat kerja dan budaya kantor di perusahaan. Hal ini tentu akan membawa perspektif keaslian yang baru untuk branding usaha.

“Strategi pemasaran media sosial adalah tentang membangun kepercayaan yang mendukung penjualan, dan keaslian merupakan pendorong utama pada kepercayaan itu sendiri. Dengan mendefinisikan pendekatan autentik ke media sosial, UMKM dapat memperkuat legitimasi dan menampilkan suara dan kepribadian unik dari merek masing-masing,” ujar Melina.