Tim Bulu Tangkis Dipaksa Mundur All England, Dubes RI Layangkan Protes ke Inggris
Duta Besar Indonesia untuk Inggris Desra Percaya meminta All England ditunda.
Nasional & Dunia
JAKARTA – Duta Besar Indonesia untuk Inggris Desra Percaya telah melayangkan protes ke berabagai pihak terkait isu atlet bulu tangkis Indonesia yang terpaksa mundur dari All England.
Tim bulu tangkis Indonesia yang terdiri atas 20 orang ini terdeteksi telah melakukan kontak dengan penumpang pesawat yang terindikasi positif COVID-19.
Sehingga National Health Service (NHS) selaku otoritas kesehatan Inggris memberlakukan karantina kepada tim dari Indonesia selama 10 hari.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Dalam hal, Dubes Desra meminta klarifikasi dan kejelasan kepada NHS mengenai tempat duduk pesawat itu yang diharuskan isolasi.
Kemudian alasan NHS tidak memberlakukan karantina kepada tim negara lain yang masih satu pesawat dengan tim Indonesia.
Ia juga telah berkordinasi ke internal pemerintah Inggris, yaitu Direktur Asia Tenggara Kementrian Luar Negeri Inggris Sarah Cooke, dan anggota parlemen Inggris Richard Graham, pada Kamis, 18 Maret 2021.
“Intinya prinsip dari Indonesia adalah tidak ada diskriminasi, perlakuan tidak adil, serta adanya transparansi,” ujar Desra Percaya dalam konferensi persi pada Kamis, 18 Maret 2021.
Dubes Indonesia untuk Inggris tersebut menyampaikan tiga opsi yang dapat dilakukan oleh pemerintah Inggris terkait isu ini.
Opsi yang pertama yang paling mungkin dilakukan ialah memberikan kesempatan kepada tim dari Indonesia untuk melakukan tes PCR kembali.
“Pada hari ini, secepatnya, dengan hasil yang segera,” kata Desra.
Opsi kedua ialah, otoritas yang berwenang dapat menghentikan sejenak setiap kegiatan All England untuk memberikan kesempatan karantina selama 10 hari sebelum dimulai pertandingan kembali.
Mengingat pada hari sebelumnya tim dari Indonesia telah melakukan kontak serta interaksi ke banyak pihak dari dari beberapa tim negara lain.
Selain itu, sebelumnya otoritas Australia juga pernah melakukan hal itu dalam Australian Open Tennis di Melbourne.
Opsi ketiga ialah menghentikan acara All England, jika anga positif yang diderita atlet cukup besar dan massif.
“Toh enggak ada urgensinya juga, mengingat kepentingan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan seluruh atlet, termasuk juga atlet Indonesia,” ucap Desra Percaya.
Tidak hanya itu, Dubes juga melayangkan surat kekecewaan kepada Presiden Federasi Bulu Tangkis Dunia Poul-Erik Høyer Larsen dan Kepala Eksekutif Badminton England Adrian Christy.
Dalam surat tersebut, selain menyatakan kekecewaan, Desra juga menyampaikan fakta fakta ketidakadilan di lapangan.
“Karena atlet lain yang diindikasikan positif itu dites PCR lagi, kenapa Indonesia yang diindikasikan berinteraksi dengan yang positif tidak diberikan tes,” kata Desra.