<p>Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengeklaim berhasil melakukan efisiensi biaya di lapangan sebesar US$500 juta hingga US$600 juta pada kuartal-I tahun 2021. / Ilustrasi. Sumber: esdm.go.id</p>
Industri

Awasi Operasional Hulu Migas, Polri Bentuk Satgas

  • Kepolisian Republik Indonesia (Polri) membentuk Satgas Migas sebagai upaya mendukung kelancaran kegiatan operasional hulu migas.

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Kepolisian Republik Indonesia (Polri) membentuk Satgas Migas sebagai upaya mendukung kelancaran kegiatan operasional hulu migas.

Kebijakan ini utamanya ditujukan untuk mencapai program 1 juta barrel oil per day (BOPD) dan 12 barrel standart cubic feet per day (BSCFD) pada 2030.

“Kami siap mengawal pelaksanaan investasi dan target produksi hulu migas,” kata Kapolri Listyo Sigit Prabowo dalam keterangan tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Selasa, 20 April 2021.

Menurutnya, permsalahan utama yang dihadapi kegiatan hulu migas saat ini adalah kegiatan illegal drilling dan illegal tapping. Oleh karena itu, Polri mengaku siap berkoordinasi untuk menyusun strategi dalam upaya menghentikan kegiatan tersebut.

Diketahui, sejak 2003 Polri dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah menjalin kerja sama yang tertuang dalam Nota Kesepahaman di bidang penegakan hukum maupun di bidang pengamanan.

Regulasi ini ditindaklanjuti melalui penyusunan Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk penanganan kegiatan yang lebih spesifik. Saat ini, terdapat 14 PKS yang meliputi 10 Polda dan 28 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Pelaksanaan PKS ini dinilai efektif untuk menekan gangguan keamanan operasional hulu migas, antara lain pencurian peralatan operasi, adanya kegiatan ilegal, penyerobotan lahan operasi serta masalah sosial lainnya.

Sementara itu, pada 2021 pemerintah sudah mematok target lifting minyak sama seperti tahun lalu, yakni 705 ribu BOPD. Untuk lifting gas jumlah yang ditargetkan sebesar 5.638 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Untuk mencapai target tersebut, SKK Migas berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan secara masif dan agresif untuk mendapatkan tambahan produksi kurang lebih 40 ribu BOPD.

Dalam hal ini, sebanyak 616 sumur pengembangan akan dibor. Jumlah ini meningkat 156% dari realisasi pada 2020 yang hanya 240 sumur.

Untuk kegiatan work over, SKK Migas menargetkan 615 sumur atau naik 6% dibandingkan 2020. Kemudian kegiatan well service menjadi 26.431 sumur atau naik 11% dari 2020. (RCS)