Area kerja Pelindo IV.
Industri

Tinggal Hitung Hari, Sejumlah Tokoh Antusias Sambut Merger Pelindo

  • Sejumlah tokoh dari berbagai daerah dan kalangan menyambut baik kebijakan Menteri BUMN Erick Thohir menggabungkan empat unit bisnis BUMN Pelabuhan atau Pelindo I-IV pada 1 Oktober mendatang.

Industri

Daniel Deha

JAKARTA -- Sejumlah tokoh dari berbagai daerah dan kalangan menyambut baik kebijakan Menteri BUMN Erick Thohir menggabungkan empat unit bisnis BUMN Pelabuhan atau Pelindo I-IV pada 1 Oktober mendatang. 

Mergerisasi tersebut berangkat dengan tujuan bersama untuk membawa Pelindo menjadi salah satu operator pelabuhan terbaik di dunia. Membentuk jaringan ekosistem yang lebih kuat, memberi manfaat besar dalam konektivitas maritim di Indonesia dan menciptakan iklim usaha yang efisien.

Nantinya, Pelindo akan mengelola sekitar 96 pelabuhan cabang di 32 provinsi dengan nilai aset lebih dari Rp112 triliun.

Setelah mendapat dukungan dari berbagai kalangan seperti dari DPR, pelaku bisnis dan pegawai, Integrasi Pelindo juga dinilai berkontribusi positif bagi ekonomi daerah.

Karena itu, sejumlah tokoh dari daerah sangat mendukung kebijakan tersebut dan berharap proses merger yang berlangsung selama empat tahun hingga 2025 berjalan lancar.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Wahyu Ario Pratomo mengatakan selama ini pelabuhan yang terletak di Selat Malaka, Pelabuhan Belawan dan Kuala Tanjung yang dikelola oleh Pelindo I, masih belum mampu bersaing dengan pelabuhan besar lain seperti Port Klang dan Tanjung Pelepas Malaysia, serta Singapura.

"Integrasi Pelindo menjadi penting dalam upaya meningkatkan kapasitas perusahaan untuk bisa bersaing di tingkat global, termasuk diantaranya persaingan di Selat Malaka" katanya dikutip dari publikasi Pelindo III, Selasa, 14 September 2021.

Sementara itu, Marzuki DEA, Guru Besar dari Universitas Hasanuddin Makassar menyebut merger BUMN Pelabuhan bisa mengungkit pemerataan pertumbugan ekonomi di wilayah pinggiran yang selama ini hampir tidak tersentuh.

"Jika rencana integrasi Pelindo terealisasi maka diperkirakan rencana pembangunan wilayah dari pinggiran yang berbasis pertumbuhan dan pemerataan akan lebih mudah terwujud," katanya.

Demikian halnya disampaikan pengamat Kemaritiman di Iinstitut Teknologi Surabaya, Saut Gurning. Saut, yang menyebut bahwa merger BUMN Pelabuhan akan mempercepat pemerataan perekonomian maritim nasional.

"Merger Pelindo akan mengurangi ketidakseimbangan ekonomi maritim dan infrastruktur laut di wilayah barat, tengah dan timur Indonesia," ungkapnya.

Ketua Komisi III DPRD Bali, Anak Agung Ngurah (AAN) Adhi Ardhana, juga mendukung kebijakan Erick Thohir.

Menurut dia, tujuan integrasi Pelindo adalah untuk meningkatkan sinergitas dan harmonisasi pelabuhan di Indonesia, serta dapat meningkatkan pelayanan pelabuhan dari ujung barat hingga ujung timur, termasuk diantaranya Bali.

Tekan Biaya Logistik

Dukungan tersebut ditegaskan pula pengamat BUMN Toto Pranoto dari Universitas Indonesia, yang mengatakan bahwa merger BUMN Pelabuhan merupakan solusi untuk menekan biaya logistik di sektor pelabuhan.

Dia menyebut bahwa selama ini biaya logistik selalu menjadi kendala utama daya saing ekonomi maritim Indonesia untuk menarik investasi yang lebih luas.

Dia memandang bahwa adanya rencana proses merger Pelindo diharapkan supaya kelemahan atau kendala itu bisa diatasi dan pelabuhan Indonesia menjadi lebih kompetitif.

"Biaya logistik yang tinggi menjadi salah satu kendala lemahnya daya saing Indonesia dalam menarik investasi. Salah satu komponen di sini adalah daya saing pelabuhan. Masih sering terdengar keluhan masih lemahnya layanan pelabuhan terkait waktu tunggu masuk pelabuhan yg terlalu panjang (congestion) , penumpukan peti kemas (dwelling time panjang) dan kualitas birokrasi  layanan yg perlu ditingkatkan," katanya saat diwawancarai TrenAsia.com belum lama ini.

Toto mengatakan, untuk menciptakan iklim usaha yang kompetitif dan berdaya saing, Pelindo nantinya harus menerarpkan manajemen dan sistem teknologi informasi (IT) yang lebih terintegrasi.

Hal itu bertujuan untuk mempercepat mobilitas barang di pelabuhan sehingga menghindari kemacetan.

"Penggunaan sistem IT yg lebih terintegrasi sehingga layanan kapal menjadi lebih cepat; konsolidasi produk dan layanan sehingga harga bisa lebih murah; segmentasi layanan untuk meningkatkan kualitas dan diferensiasi produk sehingga daya saing meningkat. Ini bisa dikerjakan saat Holding Pelabuhan direalisasikan," katanya.*