<p>Anak-anak sekolah SD. / Kemdikbud.go.id</p>
Nasional

Tingkat Positif COVID-19 pada Anak Masih Rendah, Alasan Sekolah Dibuka Mulai Juli

  • Secara nasional tingkat kasus positif (positive rate) COVID-19 pada kelompok usia anak sekolah hanya 14%.

Nasional
Reky Arfal

Reky Arfal

Author

JAKARTA – Pemerintah telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang berisi sekolah dapat menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas selama guru dan tenaga pendidiknya telah divaksinasi COVID-19.

Sementara itu, hingga SKB 4 Menteri dikeluarkan, belum ada murid-murid atau kelompok anak yang telah divaksinasi.

Juru bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan secara nasional tingkat kasus positif (positive rate) COVID-19 pada kelompok usia anak sekolah hanya 14%.

“Kasus positif pada kelompok usia ini tidak sebesar kelompok lainnya,” ucap Wiku dalam konferensi pers virtual, Selasa 30 Maret 2021.

Wiku merinci kasus anak sekolah yang terbanyak pada rentang usia 7-12 tahun sebesar 49.962. Sementara, usia 16-18 tahun atau siswa SMA ada 45.888 lebih.

Dalam paparannya, Wiku juga menyebut tingkat kasus positif COVID-19 pada kelompok usia 13-15 tahun atau setara tingkat SMP adalah 36.634 orang. Sedangkan pada usia 3-6 tahun 25.219 kasus positif, dan 23.934 kasus positif pada anak berusia 0-2 tahun.

Meski tingkat kasus positif pada kelompok anak hanya sebesar 14%, Wiku mengingatkan PTM terbatas ini tetap harus jadi perhatian. Kegiatan belajar mengajar tatap muka ini harus produktif, sekaligus harus tetap aman dari COVID-19.

Wiku menambahkan, meski tingkat kematian pada kelompok usia di bawah 18 tahun lebih rendah, kelompok ini tetap memiliki risiko menularkan virus corona kepada orang tuanya. Termasuk ke penderita komorbid di sekitarnya yang lebih rentan.

“Ini adalah berita baik juga anak-anak relatif terlindungi dari fatalitas. Namun, juga harus lihat kematian. Kalau kematian bisa dilihat kondisinya fluktuatif dan korban ada juga di usia anak-anak sekolah,” ungkap Wiku.

Ia melanjutkan, jika melihat secara komorbid, penting memang pada anak-anak penyakit komorbid mungkin belum muncul atau tidak ada.

“Yang ada komorbid pada orang usia lanjut, orang tua dari anak-anak itu,” imbuhnya.

Wiku mengimbau pembukaan PTM terbatas tetap harus menerapkan disiplin protokol kesehatan ketat. Baik saat anak-anak melakukan perjalanan maupun pulang dari sekolah.

“Pembukaan (sekolah) tatap muka yang terbatas tersebut juga harus menjaga, jangan sampai anak-anak sekolah mungkin bisa tertular dalam perjalanannya ke sekolah atau kembali, atau waktu di dalam sekolah yang menulari orang tuanya,” tutup dia.