Tingkatkan Kesehatan Industri Keuangan, IFG Gandeng KPK
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) alias Indonesia Financial Group (IFG) menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam penyelenggaraan pendidikan antikorupsi di industri jasa keuangan.
Korporasi
JAKARTA – PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) alias Indonesia Financial Group (IFG) menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam penyelenggaraan pendidikan anti korupsi di industri jasa keuangan.
Dalam hal ini, IFG didapuk menjadi model percontohan (Pilot Project) penyelenggaraan skema pendidikan anti korupsi oleh KPK. Direktur Keuangan dan SDM IFG, Rizal Ariansyah menyatakan, sinergi bukan hanya kerja sama kurikulum, namun juga memungkinkan sinergi staf pengajar dalam rangka mewujudkan perilaku anti korupsi khususnya di sektor jasa keuangan nasional.
“Pendidikan ini merupakan bagian dari kurikulum Corporate University IFG dan wajib diikuti oleh senior management,” katanya dalam laman resmi, Senin 19 April 2021.
Pada pendidikan anti korupsi kali ini, senior management dari IFG holding dan perusahaan anggota holding menjadi sasaran pertama sebagai peserta pendidikan batch pertama ini. Sebab manajemen pada level ini sudah menjadi bagian dari pengambil keputusan di perusahaan.
”Para senior management merupakan bagian dari pengambil keputusan, menjadi role model, dan ikut mengambil kebijakan dalam perusahaannya masing-masing,” ungkap Rizal.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Dana Kelolaan Besar
Pendidikan anti korupsi menjadi penting bagi IFG, sebab holding asuransi dan penjaminan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengelola dana yang sangat besar.
Asal tahu saja, tahun lalu IFG berhasil mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp2,2 triliun pada 2020. Laba tersebut melebihi 20% dari target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020 sebesar Rp1,8 triliun.
Hingga 31 Desember 2020, total aset IFG mencapai Rp88 triliun, atau 9% lebih tinggi dari target RKAP 2020 yang sebesar Rp81 triliun.
Adapun total ekuitas perseroan senilai Rp45,5 triliun, juga melampaui 2% dari target di RKAP 2020 yang sebesar Rp 44,8 triliun.
Pencapaian atas kinerja keuangan IFG selama 2020 juga dapat dilihat dari beberapa indikator rasio keuangan, yaitu EBITDA 2020 sebesar Rp2,42 triliun atau 4% lebih tinggi dari target RKAP 2020 yang sebesar Rp2,36 triliun.
Selain itu, rasio likuiditas perusahaan (rasio lancar) per akhir 2020 sebesar 2,95 kali atau 15% lebih baik dari target RKAP 2020 yang sebesar 2,57 kali.
Begitu juga dengan rasio Yield on Investment perusahaan per akhir 2020 sebesar 7% atau 75% lebih tinggi dari target RKAP 2020 yang sebesar 4%. (RCS)