Pelatihan Badan Pangan Nasional
Nasional

Tingkatkan Kompetensi Petugas, Badan Pangan Nasional Gandeng Ahli Italia

  • Pelatihan tersebut merupakan hasil kerjasama antara Badan Pangan Nasional, Badan Karantina Indonesia, dan Better Training for Better Food European Union.

Nasional

Bintang Surya Laksana

JAKARTA - Badan Pangan Nasional tingkatkan kompetensi petugas keamanan pangan segar dengan pelatihan intensif yang mendatangkan ahli dari Italia. 

Inisiatif tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan dalam penerapan  standar keamanan pangan segar. Ini  sebagai jaminan kualitas produk pangan untuk mendorong peningkatan daya saing ekspor produk pangan.

 Upaya lainnya yang dilakukan Badan Pangan Nasional diantaranya adalah penerbitan Sertifikat Kesehatan (Health Certificate/HC) dan Registrasi Rumah Kemas. 

“Ini pertama kali nya kita datangkan ahli Pala dari Italia, Dr. Barbara de Santis dan Dr. Francesca Debegnach dari Istituto Superiore di Sanità, Roma,” ungkap Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional, Andriko Noto Susanto usai menggelar Pelatihan Pengujian Mikotoksin dan Pengambilan Contoh Pala di Bogor Rabu, 25 Oktober 2023. 

Francesca  menurut Susanto adalah ahli sampling dan lab yang memang sangat kompeten   karena cemaran mikrotoksin menjadi concern Indonesia dalam keamanan pangan produk pala

Pelatihan tersebut merupakan hasil kerjasama antara Badan Pangan Nasional, Badan Karantina Indonesia, dan Better Training for Better Food (BTSF) European Union. BTSF sendiri merupakan lembaga pelatihan Komisi Eropa yang bertujuan meningkatkan pemahaman dan implementasi regulasi Uni Eropa, termasuk peraturan seputar pangan dan pakan, kesehatan dan kesejahteraan hewan, serta kesehatan tanaman, baik untuk petugas Uni Eropa maupun mitra dagangnya.

“Uni Eropa merupakan salah satu pasar utama produk pangan segar dari Indonesia, diantaranya adalah pala, yang menyumbang 20% dari total ekspor pala asal Indonesia. Tentunya penerapan standar keamanan pangan menjadi hal penting untuk meningkatkan daya saing produk pangan tersebut di pasar global,” tambah Andriko. 

Dalam kesempatan ini, Andriko mendorong lab Balai Uji Standar Karantina yang diawasi oleh Badan Karantina Indonesia untuk menjadi lab rujukan dalam pengujian mikotoksin dengan standar regulasi Uni Eropa.

“Lab reference pengujian mikotoksin agar menyesuaikan metode dan performance criteria-nya sesuai dengan regulasi Uni Eropa untuk produk yang akan diekspor ke Uni Eropa,” ujar Andriko. 

Selain itu, Badan Pangan Nasional juga akan melakukan revisi Pedoman Pengambilan contoh pala yang akan diekspor ke Uni Eropa dan sosialisasi Pedoman tersebut, ungkap Andriko.