<p>Bank Syariah Mandiri. / Mandirisyariah.co.id</p>
Industri

Tingkatkan Literasi Syariah, BI Gelar EKSyar

  • JAKARTA – Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) serta lembaga/komunitas terkait menggelar rangkaian lomba ekonomi dan keuangan syariah (EKSyar) yang berlangsung dari 21 Agustus–16 Oktober 2020. “Rangkaian lomba tersebut merupakan bagian dari 7th Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020 untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan literasi masyarakat,” ujar […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) serta lembaga/komunitas terkait menggelar rangkaian lomba ekonomi dan keuangan syariah (EKSyar) yang berlangsung dari 21 Agustus–16 Oktober 2020.

“Rangkaian lomba tersebut merupakan bagian dari 7th Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020 untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan literasi masyarakat,” ujar Direktur Eksekutif BI Onny Widjanarko dalam siaran resmi, Selasa, 1 Agustus 2020.

EKSyar diisi dengan berbagai macam lomba, seperti lomba video, maskot, brand, startup, wirausaha berbasis masjid, virtual photoshoot, hingga video TikTok. Informasi lengkap mengenai pelaksanaan lomba, dapat mengunjungi tautan https://isef.co.id/competition/.

Sebelumnya, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengungkapkan bahwa indeks literasi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia masih terbilang rendah. Berdasarkan data Bank Indonesia, indeks literasi syariah di Indonesia baru mencapai 16,3%. 

Di samping itu, hasil survei yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Survei Nasional Literasi Keuangan melaporkan bahwa pada tahun 2019, literasi keuangan nasional sebesar 38,03%.  Adapun literasi keuangan konvensional sebesar 37,72%, sedangkan literasi keuangan syariah hanya berada di angka 8,93%.

3 Sikap Hadapi Kenormalan Baru

Untuk itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Rosmaya Hadi menjelaskan tiga sikap yang perlu dilakukan oleh para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk para pelaku usaha syariah dalam menghadapi era kenormalan baru.

Ketiga sikap tersebut, yakni menyesuaikan (adjustment) dalam menjalankan usaha sesuai dengan protokol kesehatan, sigap (agile) dalam menangkap peluang di era digital dengan memahami transformasi gaya hidup dan pola pikir konsumen, serta akselerasi (accelerate) kapasitas usaha dengan melakukan beragam inovasi.

“Saat ini, tren digitalisasi UMKM mengarah pada integrasi platform digital dengan makin dominannya interaksi merchant-platform-consumer,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Selain beragam kompetisi syariah, BI pun telah menyusun strategi agar UMKM dapat naik kelas melalui program onboarding UMKM. 

Program tersebut, jelas Rosmaya, fokus pada pola pembinaan, pendampingan, capacity building dan fasilitasi UMKM yang disesuaikan dengan karakteristik dan tahapan usahanya.

Di samping itu, BI juga menyelenggarakan FESyar Regional KTI 2020 yang diharapkan dapat mempertemukan supplier dan produsen, produsen dan distributor, produsen dan konsumen, maupun inventor pada industri halal nasional. (SKO)