Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi dan Seimbangkan Risiko, Jurus Jitu Jamkrindo Terapkan ESG
- PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) terus berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menyeimbangkan risiko, agar target mengelola environment, social, governance (ESG) bisa tercapai.
Nasional
JAKARTA - PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) terus berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menyeimbangkan risiko, agar target mengelola environment, social, governance (ESG) bisa tercapai.
Direktur Utama PT Jamkrindo, Putrama Wahju Setyawan mengatakan, bagi perusahaan pencapaian kinerja ekonomi merupakan modal penting untuk mewujudkan target dan kinerja yang lain, yaitu kinerja sosial dan lingkungan.
"Sebagai korporasi yang berorientasi pada keberlanjutan, perusahaan berkomitmen untuk menyelaraskan antara pencapaian kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan," ucap Putrama dalam laporan berkelanjutan dikutip Senin, 26 September 2022.
- Pasokan Nikel Melimpah, IBC Ingin Kuasai Pasar Baterai Mobil Listrik ASEAN
- Fakta-Fakta Unik Seputar Pasukan Pengawal Ratu Inggris
- Erick Thohir Rombak Jajaran Komisaris dan Direksi Pertamina, Ini Daftar Barunya
Putrama menambahkan bahwa keberlanjutan kinerja aspek lingkungan dan sosial turut ditentukan oleh keberhasilan perusahaan dalam mewujudkan target dan kinerja aspek ekonomi.
Lebih lanjut, dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) PT Jamkrindo tahun lalu, perusahaan memiliki tema atau sasaran strategi yaitu "Accelerated Growth with Accountable Risk" (Percepatan Pertumbuhan dengan Risiko yang Dapat Dipertanggungjawabkan).
Fokus perusahaan pada tahun 2021 adalah meningkatkan pertumbuhan melalui pengelolaan pemasaran dan risiko yang efektif juga seimbang.
Untuk mewujudkan hal itu, Jamkrindo memiliki strategi untuk optimalisasi sinergi BUMN, penguatan integrasi proses dengan mitra (terutama e-subrogasi), dan inisiasi layanan UMKMK Consultancy.
"Perusahaan juga menyadari bahwa upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan, sekaligus meningkatkan daya dukung lingkungan, merupakan tanggung jawab bersama, termasuk para pelaku usaha," tambah Putrama.
Maka dari itu dalam rangka menjaga aspek lingkungan, per 31 Desember 2021, perusahaan mulai mengurangi penggunaan kertas dari 1.185 rim pada tahun 2020 menjadi 935 rim pada tahun 2021. Penurunan terjadi seiring dengan optimalnya penggunaan e-office.
Selain itu perusahaan juga berhasil melakukan penghematan dalam penggunaan air bersih, yaitu dari 10.448 meter kubik pada tahun 2020 menjadi 8.790 meter kubik pada tahun 2021.
Adapun untuk efisiensi lain yang berhasil ditekan adalah penggunaan energi listrik kantor pusat Jamkrindo, yaitu dari 1.604,95 kWh atau 5,78 Gigajoule pada tahun 2020 menjadi 922,54 kWh atau 3,32 Gigajoule pada tahun 2021.
Sementara itu volume penggunaan BBM kantor pusat Jamkrindo turun dari 93.689 liter atau 3.204,16 Gigajoule pada tahun 2020 menjadi 82.800 liter atau 2.831,76 Gigajoule pada tahun 2021.
Penurunan penggunaan energi listrik dan BBM otomatis menurunkan emisi gas rumah kaca sebagai penyebab terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim.
"Perusahaan juga berkomitmen terkait kelestarian lingkungan, hal tersebut diwujudkan dengan mengeluarkan biaya lingkungan sebesar Rp116.100.000," ucap Putrama.
Dana tersebut, Putrama melanjutkan, digunakan untuk berbagai keperluan, di antaranya untuk pengelolaan limbah.
Lebih lanjut, kepatuhan perusahaan terhadap berbagai regulasi lingkungan dalam menjalankan usaha membawa hasil dengan tidak adanya denda moneter maupun sanksi lain akibat pelanggaran terhadap regulasi lingkunga sepanjang tahun 2021.
Sebagai bagian dari dunia usaha, sekaligus salah satu pemangku kepentingan di Tanah Air, Jamkrindo berkomitmen untuk turut serta menjaga kelestarian lingkungan serta meningkatkan daya dukung dalam rangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Komitmen yang perusahaan lakukan antara lain, diterapkan melalui program bantuan dan atau kegiatan lainnya dalam bingkai Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Badan Usaha Milik Negara (TJSL BUMN).
Kepedulian perusahaan terhadap lingkungan juga dilakukan melalui operasional Jamkrindo yang ramah lingkungan, seperti melakukan efisiensi dalam energi, air, serta mengelola emisi, limbah hingga kertas dengan sebaik-baiknya.
Perihal kertas, perusahaan menyadari bahwa kertas merupakan salah satu kebutuhan bahan baku atau material penting dalam operasional Jamkrindo.
Kertas digunakan untuk berbagai keperluan administrasi, surat-menyurat, mencetak dokumen, transaksi nasabah, dan sebagainya.
"Perseroan menyadari bahwa bahan baku kertas adalah pohon yang diolah menjadi bubur kertas. Maka dari itu, semakin banyak menggunakan kertas, otomatis penambahan pohon pun akan berjalan terus," tambah Pratama.
- 5.487 Rumah Tangga di Kalbar Bakal Dapat Sambungan Listrik Gratis
- Tak Hanya Permata Mahkota Ratu Elizabeth II, Inilah Artefak Budaya yang Diambil Kerajaan Inggris dari Negara Lain
- Waspada! Virus Mirip COVID-19 Ditemukan pada Kelelawar Rusia Mampu Menginfeksi Manusia
Pratama melanjutkan bahwa perusahaan sudah melakukan langkah efisiensi penggunaan kertas dengan melakukan kebijakan seperti:
- Penggunaan teknologi informasi (e-mail) dalam menyampaikan informasi
- Pemanfaatan kertas bekas untuk konsep surat
- Mencetak naskah draft dalam kertas bolak-balik
- Melakukan pengecekan naskah secara optimal sebelum dicetak sehingga tidak perlu mencetak ulang akibat ada kesalahan dalam penulisan.
Per 31 Desember 2021, volume kertas yang digunakan Jamkrindo tercatat sebanyak 935 rim, turun dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 1.185 rim. Penurunan terjadi seiring dengan optimalnya penggunaan e-office.
Dari penggunaan kertas pada tabel di atas, Jamkrindo menghasilkan limbah kertas bekas. Untuk pengelolaan limbah tersebut, perusahaan menyerahkan kepada pihak ketiga untuk didaur ulang atau dimanfaatkan kembali.
Selain penggunaan kertas, perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya memanfaatkan dua sumber energi utama, yaitu listrik dan bahan bakar minyak (BBM).
Adapun selain sumber penerangan, listrik digunakan sebagai sumber energi berbagai sarana dan prasarana peralatan elektronik perkantoran, seperti AC, fotokopi lift, personal computer, laptop, televisi dan lain-lain.
Maka dari itu langkah nyata yang perusahaan lakukan untuk menghemat penggunaan listrik antara lain:
- Mengganti lampu dengan lampu LED
- Melakukan efisiensi jam kerja dengan mengurangi waktu lembur
- Memperbanyak panel kaca ruangan
- Alat elektronik sudah dipastikan dalam kondisi mati saat karyawan pulang
- Optimalisasi penggunaan AC dari AC central ke AC Cassete/Split sehingga dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan ruangan.
Perhitungan per 31 Desember 2021, konsumsi listrik kantor pusat Jamkrindo tercatat sebesar 922,54 kWh atau setara dengan 3,32 Gigajoule, turun dibandingkan tahun 2020. yang mencapai 1.604,95 kWh atau 5,78 Gigajoule.
Selain itu, untuk mengetahui intensitas penggunaan energi listrik, Jamkrindo belum melakukan audit energi terhadap gedung yang saat ini dipakai untuk operasional perusahaan.
Untuk itu, intensitas konsumsi energi listrik dihitung dengan membagi total penggunaan energi listrik (kWh) dengan luas ruangan kantor.
Per 31 Desember 2021, penggunaan listrik adalah sebesar 922,54 kWh, sedangkan luas ruangan gedung yang dipakai saat ini adalah 16.430 meter persegi. Dengan demikian, intensitas konsumsi energinya tercatat sebesar 17,98 kWh/meter persegi tahun, atau masuk kategori "Sanga Efisien" sesuai dengan rujukan Tabel IKE standard.
"Kemudian dalam hal perseroan melakukan efisiensi terhadap penggunaan BBM, kami mengurangi pertemuan/rapat tatap muka, serta melakukan pemeliharaan kendaraan operasional secara berkala," tukas Pratama.
Ia menambahkan bahwa pemeliharaan kendaraan operasional dilakukan secara berkala guna menekan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari mesin kendaraan operasional sehingga sesuai dengan baku mutu yang diperbolehkan.
Dengan kebijakan tersebut, per 31 Desember 2021, jumlah penggunaan BBM kantor pusat Jamkrindo tercatat sebesar 82.800 liter atau 2.831,76 Gigajoule, turun dibandingkan tahun 2020, yang mencapai 93.689 liter atau 3.204,16 Gigajoule. Dasar penggunaan BBM adalah pencatatan yang dikeluarkan oleh pengguna, yaitu sopir sehingga akurasinya terjamin.
Selain BBM, perusahaan juga menyadari bahwa emisi gas rumah kaca (GRK) merupakan penyebab terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim, dengan salah satu dampak negatifnya berupa bencana ekologi yang semakin sering terjadi di Indonesia.
Dalam laporan ini, emisi yang dilaporkan adalah emisi GRK langsung, yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar fosil (bensin dan solar), dan emisi GRK yang tidak langsung, yang bersumber dari penggunaan listrik.
Selama tahun pelaporan, perseroan menghasilkan emisi gas rumah kaca langsung dari penggunaan bensin sebesar 189,355,32 kgCO2eq, turun dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 214.928,92 kgCO2eq.
Adapun dalam hal pengelolaan air, perusahaan menyadari bahwa ketersediaan air bersih semakin terbatas. Pasokan bahan baku untuk PDAM semakin terbatas akibat banyak sumber air baku yang tercemar, sedangkan air tanah ketersediaannya juga kian terbatas seiring dengan semakin masifnya penyedotan untuk berbagai keperluan seperti industri, pabrik dan sebagainya.
"Dalam perhitungan per 31 Desember 2021, volume penggunaan air kantor pusat Jamkrindo yang bersumber dari PDAM mencapai 8.790 meter kubik, turun dibandingkan tahun 2020, yang mencapai 10.448,2 meter kubik," kata Pratama.
Pratama mengaku bawhwa penurunan tersebut karena masih diterapkannya work from home sehingga karyawan belum sepenuhnya berada di kantor.
Sementara itu, sejalan dengan prinsip operasional kantor yang ramah lingkungan, Jamkrindo terus berupaya mengurangi sampah dan limbah dengan menerapkan prinsip 3R (reduce,reuse dan recycle).
Untuk mengurangi limbah plastik kemasan minuman sekali pakai misalnya, perusahaan meniadakan penyediaan air minum dalam kemasan, dan menggantikannya dengan menyediakan air minum isi ulang. Selaras dengan itu, Jamkrindo juga memberi tumbler kepada karyawan sebagai wadah air minum.
Dalam hal pengelolaan sampah domestik perkantoran, Jamkrindo telah menyediakan tempat sampah dalam jumlah cukup dan membedakannya berdasarkan jenis sampah: organik dan non-organik. Untuk pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir, perusahaan bekerja sama dengan pihak ketiga dengan mengeluarkan biaya tertentu.
Selama tahun 2021, Jamkrindo mengeluarkan biaya lingkungan sebesar Rp116.100.000, turun dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 128.040.000. Dana tersebut digunakan untuk berbagai keperluan, di antaranya emisi biaya sanitact ladybin (pembalut wanita) dan pengelolaan limbah.
"Sesuai dengan spirit dan implementasi keuangan berkelanjutan, Jamkrindo berusaha menaati berbagai regulasi lingkungan dalam menjalankan usaha," ucap Pratama.
Lebih lanjut, Pratama menambahkan bahwa ketaatan itu membawa hasil dengan tidak adanya denda moneter maupun sanksi lain akibat pelanggaran terhadap regulasi lingkungan sepanjang tahun 2021.