Bahlil Lahadalia dan Arifin Tasrif pada Senin, 19 Agustus 2024
Energi

Tingkatkan Produksi Migas, Reaktivasi Sumur Idle jadi Solusi

  • Dengan mengoptimalkan kembali sumur-sumur yang ada, sehingga dapat meningkatkan produksi migas secara signifikan tanpa perlu melakukan eksplorasi baru yang membutuhkan waktu dan biaya yang lebih besar.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas bumi (migas) dalam negeri. Salah satu langkah strategis yang tengah dilakukan adalah merevitalisasi sumur minyak yang saat ini tidak aktif atau idle.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia telah memberikan instruksi tegas kepada seluruh pihak terkait untuk segera merealisasikan program reaktivasi sumur minyak ini.

"Saya perintahkan sumur-sumur idle yang dikuasai KKKS kalau tidak dijalankan, kita cabut izinnya," katanya di Jakarta pada Senin, 26 Agustus 2024.

Bahlil mengungkapkan bahwa terdapat potensi produksi tambahan yang cukup besar dari sumur-sumur idle ini. Dengan mengoptimalkan kembali sumur-sumur yang ada, sehingga dapat meningkatkan produksi migas secara signifikan tanpa perlu melakukan eksplorasi baru yang membutuhkan waktu dan biaya yang lebih besar.

Sebagai informasi, dari total 44.985 sumur yang ada di Indonesia, terdapat 16.990 sumur yang masuk pada kriteria idle well. Namun demikian, tidak semua memiliki potensi untuk direaktivikasi karena sesuatu dan lain hal, seperti tidak adanya potensi subsurface, keekonomian yang tidak terpenuhi karena high cost rectivation dan harga minyak mentah dunia pada saat itu, serta faktor HSE dan non teknikal seperti masalah masyarakat.

Bahlil menjelaskan bahwa reaktivasi sumur idle merupakan salah satu langkah strategis untuk meningkatkan ketahanan energi nasional. Dengan meningkatnya produksi migas, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan devisa negara.

Sebagai informasi, pemerintah menetapkan kriteria Bagian Wilayah Kerja (WK) Migas potensial yang idle, yaitu lapangan produksi yang selama 2 tahun berturut-turut tidak diproduksikan, atau terdapat lapangan dengan plan of development (POD) selain POD ke-1 yang tidak dikerjakan selama 2 tahun berturut-turut. Selain itu juga apabila terdapat struktur pada WK eksploitasi yang telah mendapat status discovery dan tidak dikerjakan selama 3 tahun berturut-turut.

KKKS diberikan beberapa opsi untuk mengoptimalkan WK idle ini, antara lain pertama, mengerjakan sendiri: KKKS dapat langsung menggarap WK idle tersebut.

Kedua dapat bekerja sama dengan badan usaha lain untuk menerapkan teknologi tertentu. Ketiga dapat diambil alih KKKS lain di mana WK idle dapat diusulkan untuk dikelola oleh KKKS lain.

Jika tidak memperoleh investor untuk menggarap wk tersebut maka opsi terkahir dapat dikembalikan ke negara, WK idle dapat dikembalikan ke negara untuk dilelang kembali.