Tiphone Berpotensi Gagal Bayar Obligasi, BEI Pertanyakan Dampak Operasional Telkom
JAKARTA – PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. atau Telkom harus memberi penjelasan ke PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait kabar gagal bayar obligasi PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk. (TELE). Tiphone adalah perusahaan distributor handset dan voucher pulsa Telkomsel yang 24% sahamnya dimiliki anak usaha Telkom, PT PINS Indonesia. AVP Reporting & Compliance Telkom Dewi Simatupang […]
Industri
JAKARTA – PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. atau Telkom harus memberi penjelasan ke PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait kabar gagal bayar obligasi PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk. (TELE). Tiphone adalah perusahaan distributor handset dan voucher pulsa Telkomsel yang 24% sahamnya dimiliki anak usaha Telkom, PT PINS Indonesia.
AVP Reporting & Compliance Telkom Dewi Simatupang menyampaikan, pihaknya memang melakukan penyertaan modal ke Tiphone melalui PINS untuk memperkuat ekosistem bisnis mobile. Terutama mendukung penetrasi smartphone untuk mempercepat pertumbuhan bisnis digital.
“Serta mendukung penguatan jalur distribusi voucher pulsa pada bisnis Telkomsel,” ujar Dewi, Senin, 22 Juni 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
PINS sendiri merupakan anak usaha Telkom yang bergerak dalam bisnis integrasi perangkat, jaringan, sistem, proses dan internet of things. Adapun bisnis inti PINS menyediakan berbagai peralatan sarana teknologi, informasi dan komunikasi.
Dewi menegaskan, apa yang dialami Tiphone tidak langsung berdampak pada operasional Telkom. Terlebih, katanya, masih banyak distributor voucher pulsa lain. “Dan saat ini tren penjualan pulsa melalui online berkembang pesat,” imbuh Dewi.
Meski begitu, Dewi menyebut, ada dampak finansial terhadap perubahan atas nilai wajar penyertaan PINS pada Tiphone.
Pada pertengahan Juni ini, Tiphone mengumumkan penundaan pembayaran pokok dan bunga beberapa obligasi yang diterbitkannya. Bahkan, dengan keputusan itu, BEI harus menghentikan sementara (suspensi) saham TELE mulai 22 Juni 2020 hingga pengumuman lebih lanjut.
Sebelum pengumuman itu, saham TELE juga sudah dalam posisi suspense sejak 10 Juni 2020. Posisi terakhir saham TELE ada pada level Rp121, anjlok 59,67% dari posisi akhir 2019 Rp300 per lembar. (SKO)