Ilustrasi menabung.
Rumah & Keluarga

Tips Mengelola Keuangan agar Lebih Kebal dari Inflasi dan Stagflasi

  • Secara sederhana, inflasi adalah peningkatan harga barang dan jasa secara umum dan berkelanjutan dalam kurun waktu tertentu sementara stagflasi adalah situasi di mana pertumbuhan ekonomi melambat secara signifikan disertai dengan kenaikan harga yang terus menerus.

Rumah & Keluarga

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Banyaknya sorotan media terhadap inflasi dan stagflasi secara global saat ini menjadi perhatian utama. Meskipun terdengar rumit, masalah ekonomi makro ini memiliki dampak yang langsung terasa dalam kehidupan sehari-hari. 

Sebagai contoh, bayangkan Anda hendak membeli makanan gorengan dengan uang lima ribu rupiah. Dalam setahun terakhir, mungkin terasa bahwa jumlah makanan gorengan yang bisa dibeli semakin berkurang. 

Sebelumnya, dengan jumlah tersebut, Anda bisa mendapatkan lima buah gorengan, namun sekarang mungkin hanya empat buah dengan ukuran yang lebih kecil. 

Hal ini mengindikasikan adanya kenaikan harga, yang merupakan salah satu konsekuensi dari inflasi. Akan tetapi, perlu dipahami pula tentang stagflasi, yang merupakan kondisi di mana pertumbuhan ekonomi melambat dan harga-harga terus naik secara bersamaan.

Secara sederhana, inflasi adalah peningkatan harga barang dan jasa secara umum dan berkelanjutan dalam kurun waktu tertentu sementara stagflasi adalah situasi di mana pertumbuhan ekonomi melambat secara signifikan disertai dengan kenaikan harga yang terus menerus. 

Dampak dari inflasi dan stagflasi sangatlah terasa dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menurunkan daya beli masyarakat dan meningkatkan tingkat pengangguran. Tetapi, adopsi strategi keuangan yang tepat dapat membantu mengantisipasi dampak-dampak tersebut.

Baca Juga: Tips Kelola Uang ala Heni, Mantan TKI Peraih Forbes Under 30

Dikutip dari situs Sikapi Uangmu Otoritas Jasa Keuangan (OJK), inilah beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengantisipasi dampak inflasi dan stagflasi:

1. Mengelola Keuangan

Menata keuangan dengan baik merupakan langkah awal yang penting. Pisahkan antara kebutuhan dan keinginan dalam pengeluaran Anda. Prioritaskan kebutuhan dan tunda pembelian barang-barang yang tidak terlalu mendesak. 

Melakukan pembelanjaan atau konsumsi pada waktu yang lebih tepat, terutama saat kondisi ekonomi membaik, bisa membantu mengelola dampak inflasi.

2. Mencari Sumber Pendapatan Tambahan

Selain dari pendapatan utama, mencari sumber pendapatan tambahan bisa menjadi solusi. Anda bisa mempertimbangkan untuk memulai bisnis kecil-kecilan melalui platform online atau mencari pekerjaan sampingan yang sesuai dengan hobi atau keahlian Anda.

3. Menyiapkan Dana Darurat

Pentingnya memiliki dana darurat tidak bisa diabaikan, terutama di masa-masa sulit seperti saat inflasi dan stagflasi. Dana darurat akan berguna untuk mengatasi kebutuhan yang tak terduga, seperti potensi pemotongan gaji atau bahkan pemutusan hubungan kerja. Pastikan dana darurat yang tersedia mencukupi untuk kebutuhan minimal beberapa bulan.

4. Berinvestasi Sesuai Profil Risiko

Inflasi bisa mereduksi nilai uang secara riil, oleh karena itu, melakukan investasi yang cerdas menjadi penting. Pilihlah instrumen investasi yang mampu memberikan imbal hasil yang melebihi tingkat inflasi. Namun, selalu pertimbangkan juga profil risiko Anda serta kondisi likuiditas keuangan Anda.

5. Melakukan Diversifikasi dan Average Down

Diversifikasi portofolio investasi merupakan strategi yang sangat penting. Dengan menempatkan dana investasi pada berbagai instrumen atau sektor yang berbeda, Anda dapat mengurangi risiko kerugian yang terkait dengan fluktuasi pasar. 

Selain itu, average down adalah strategi untuk membeli lebih banyak saham atau produk investasi ketika harganya sedang turun. Ini membantu Anda memperoleh harga rata-rata yang lebih baik.