Tips Menggunakan Paylater agar Tidak Keteteran dan Gagal Bayar
- Sebelum menggunakan Paylater, penting untuk memahami skema pembayaran yang ditawarkan. Setiap penyedia layanan Paylater memiliki skema berbeda, termasuk jumlah cicilan, besaran bunga, dan biaya transaksi.
IKNB
JAKARTA - Paylater, atau "bayar nanti", menjadi pilihan menarik bagi konsumen di Indonesia karena kemudahan pengajuannya. Hanya dengan menggunakan data diri dan swafoto bersama KTP atau tanda pengenal lainnya, Anda sudah dapat menikmati fasilitas pinjaman ini.
Apa Itu Paylater?
Paylater dapat diartikan sebagai layanan pembayaran yang memungkinkan Anda membeli barang sekarang dan membayarnya nanti dengan metode cicilan.
Secara konsep, Paylater mirip dengan kartu kredit. Kini, layanan Paylater sudah tersedia di hampir semua marketplace sehingga mudah diakses langsung dari laman pembayaran.
Tidak jarang, marketplace juga memberikan voucher dan promo khusus untuk pembayaran menggunakan Paylater, yang semakin menarik minat konsumen.
- Pertumbuhan Kredit BNI (BBNI) Sepanjang Mei 2024 Naik 12,62 Persen
- Bank BRI (BBRI) Puncaki Daftar 10 BUMN Penyumbang Dividen ke Negara Sepanjang 2023
- Gejolak Sistem Nilai Tukar dan Perjalanan Rupiah Lintasi Zaman
Tujuan Belanja dengan Paylater
Sebelum memutuskan untuk menggunakan Paylater, sangat penting untuk memahami tujuan berbelanja Anda. Apakah barang yang akan dibeli merupakan kebutuhan atau sekadar keinginan?
Pembelian barang yang hanya untuk memenuhi keinginan sesaat dapat menumpuk hutang dan mengganggu siklus keuangan. Hal ini dapat menimbulkan hutang yang tidak perlu dan masalah finansial di kemudian hari.
Baca Juga: Agar Tak Jadi Bumerang, Perlu Aturan Soal Paylater
Tips Menggunakan Paylater dengan Bijak
Berikut beberapa tips yang dapat Anda terapkan sebelum mengaktifkan Paylater:
1. Pahami Skema Pembayaran dan Bunganya
Sebelum menggunakan Paylater, penting untuk memahami skema pembayaran yang ditawarkan. Setiap penyedia layanan Paylater memiliki skema berbeda, termasuk jumlah cicilan, besaran bunga, dan biaya transaksi.
Misalnya, beberapa penyedia menetapkan tanggal jatuh tempo pada tanggal 15 setiap bulan, dengan bunga 1,5% dan biaya transaksi 1% dari nilai transaksi. Juga, hampir semua penyedia mengenakan denda jika pengguna terlambat membayar tagihan.
Oleh karena itu, anggaplah setiap penggunaan Paylater sebagai bentuk utang yang harus dibayar tepat waktu untuk menghindari denda dan bunga yang membengkak.
- Cara Memindahkan m-Banking BCA ke HP Baru Tanpa Perlu ke Bank
- Keuntungan dan Risiko Transaksi Short Selling, Cek Daftar Sahamnya
- Mengukur Peluang Rebound Saham Big 4 Banks di Tengah Sinyal Oversold
2. Masukkan Paylater dalam Perhitungan Rasio Utang
Meskipun disebut dengan berbagai nama, Paylater tetaplah utang. Anda harus memasukkan penggunaannya ke dalam perhitungan rasio utang.
Menurut perencanaan keuangan, rasio utang ideal adalah di bawah 30% dari pendapatan bulanan. Sebagai contoh, jika penghasilan Anda Rp30 juta perbulan, maka total utang, termasuk penggunaan Paylater, sebaiknya tidak melebihi Rp9 juta.
Meskipun persentase ini bukan angka mutlak, rumusan ini membantu memastikan pendapatan bulanan tidak habis hanya untuk membayar utang.
3. Gunakan Hanya Saat Dibutuhkan
Kemampuan mengendalikan diri atas keinginan membeli sesuatu sangat penting. Jangan pernah menggunakan Paylater kecuali dalam keadaan darurat. Paylater yang digunakan untuk membeli keinginan dan bukan kebutuhan dapat ditunda sampai uang benar-benar terkumpul. Rencanakan keuangan Anda sehingga tetap bisa memiliki tabungan setiap bulan.
Sebelum memutuskan untuk membeli suatu barang, pikirkan kembali apakah barang tersebut benar-benar diperlukan saat itu juga. Manfaatkanlah perencanaan keuangan yang telah ditetapkan sebagai acuan skala prioritas.