<p>Sutriani Kamal mengecek tanaman hidroponik di kebunnya yang berada di atas atap rumahnya kawasan Sudimara Barat, Kecamatan Ciledug, Tangerang Selatan, Rabu, 14 Oktober 2020.  Berkat ketelatenannya membudidayakan sayuran, Sutriani bersama suaminya sukses meraup untung dari hasil panen sayuran hidroponik sekitar Rp 5 juta setiap bulannya. Hasil panen yang hanya dipasarkan sekitaran lingkungan dan para UMKM di Kecamatan Ciledug sangat membantu perekonomian keluarganya dimasa pandemi. Pembeli dapat memanen atau memilih sendiri sayuran yang diinginkan dengan harga yang terjangkau Rp4 ribu per ikatnya. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Industri

Tips UMKM Agar Sukses, Cermati 3 Tren Bisnis Tahun Ini

  • Memasuki tahun 2021, pelaku bisnis khususnya usaha mikro kecil menengah (UMKM) masih harus berjuang di tengah pandemi COVID-19. Dalam riset terbarunya, McKinsey menekankan bahwa tahun ini menjadi tahun peralihan di mana masyarakat akan mulai membentuk masa depan mereka.

Industri
Laila Ramdhini

Laila Ramdhini

Author

JAKARTA – Memasuki tahun 2021, pelaku bisnis khususnya usaha mikro kecil menengah (UMKM) masih harus berjuang di tengah pandemi COVID-19. Dalam riset terbarunya, McKinsey menekankan bahwa tahun ini menjadi tahun peralihan di mana masyarakat akan mulai membentuk masa depan mereka.

Menanggapi hasil riset tersebut, Country Manager Zilingo Indonesia Patrick Vaz mengatakan pelaku usaha harus mengetahui tren terbaru di pasar. Hal ini penting untuk memetakan peluang usaha dan mempertahankan bisnis di tengah pandemi.

“Pelaku usaha perlu menyesuaikan dirinya dengan perkembangan pasar untuk mengidentifikasi cara terbaik guna mempermudah serta memperkuat proses bisnisnya. Dengan begitu, Anda dapat mulai membangun kredibilitas dan nilai tambah bagi bisnis Anda serta memahami proyeksi lanskap industri bagi usaha Anda di masa depan,” kata Patrick.

Patrick membagikan beberapa tips UMKM atau tiga tren bisnis tahun 2021 yang dapat dijadikan sebagai acuan pelaku UMKM dalam merencanakan masa depan dan menciptakan kesempatan baru sebagai berikut.

1. Pola Belanja Baru

Mengidentifikasi perubahan pola belanja konsumen sedini mungkin merupakan langkah krusial dalam mencapai kesuksesan di tahun baru. Hal ini akan menyediakan sebuah roadmap untuk menyelaraskan bisnis dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan yang terus berubah.

Menurut perusahaan konsultan IT Accenture, konsumen di seluruh dunia merasa lebih terhubung satu sama lain. Hal ini karena situasi pandemi menyebabkan adanya peningkatan conscious buying dan keinginan masyarakat untuk membeli lebih banyak produk lokal.

“Oleh karena itu, pelaku UMKM perlu fokus untuk memperkuat daya tarik lokal serta menekankan peran positif usaha di dalam masyarakat agar produk serta penawaran lainnya dapat lebih menonjol di pasar,” kata Patrick.

Warga mengakses salah satu platform e-commerce untuk berbelanja secara daring melalui gawai dalam rangka Hari Belanja Online Nasional atau ‘Harbolnas 11.11’ di Tangerang, Banten, Rabu, 11 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

2. Masa Depan Kerja Remote

Jumlah pekerja jarak jauh (remote) di seluruh dunia meningkat tajam pada 2020. Selain itu, bekerja dari rumah juga telah menjadi cara baru dalam melakukan sebuah pekerjaan di masa mendatang.

Pelaku usaha mungkin perlu berinvestasi dalam teknologi tambahan dan solusi perangkat lunak untuk memastikan karyawan dapat bekerja dengan nyaman tanpa harus ke kantor.

Di sisi lain, saat ini hampir 60% bisnis berukuran kecil mengira bahwa mereka luput dari sasaran serangan siber. Maka, tahun 2021 seharusnya pelaku UMKM mulai memperkuat keamanan siber mereka.

“Setiap bisnis akan selalu menjadi sasaran para peretas karena Anda memiliki akses ke uang dan data. Ini merupakan dua hal utama yang diinginkan peretas terlepas dari banyak atau sedikitnya uang atau data yang Anda miliki,” kata Patrick

3. Kemajuan Platform E-Commerce

Menurut survei United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), pandemi telah mendorong tren pertumbuhan platform e-commerce. Hal ini terlihat dari perubahan dalam komposisi penjualan melalui platform digital mencapai lebih dari 65% total penjualan.

Survei tersebut menegaskan bahwa lebih banyak konsumen yang mengakses platform online untuk mencari produk penting seperti bahan makanan, produk farmasi, produk kesehatan dan kebersihan, pengiriman restoran, dan layanan keuangan.

Dengan begitu, beralih ke dunia digital tidak hanya menjadi sebuah gagasan yang bagus, melainkan juga sebuah proses penting dalam perkembangan setiap bisnis.

“Pelaku UMKM harus menyadari bahwa platform e-commerce dapat menjadi alternatif saluran lain yang dapat dimanfaatkan untuk mendiversifikasi produk Anda,” jelas Patrick. (SKO)