Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian saat Rakor Pengendalian Inflasi Daerah di Jakarta, Rabu, 3 Januari 2024.
Makroekonomi

Tito Minta Pemda Terus Pantau Inflasi yang Capai 3 Persen

  • Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, meminta kepada pemerintah daerah (Pemda) untuk terus memantau perkembangan inflasi di wilayah mereka masing-masing. Ini dikarenakan Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini merilis perkembangan inflasi Indonesia pada April 2024 secara year on year (yoy) sebesar 3,00%.
Makroekonomi
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, meminta kepada pemerintah daerah (Pemda) untuk terus memantau perkembangan inflasi di wilayah mereka masing-masing. Ini dikarenakan Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini merilis perkembangan inflasi Indonesia pada April 2024 secara year on year (yoy) sebesar 3,00%.

“Inflasi Indonesia yaitu di angka 3% yoy dan ini turun dari 3,05% tahun ke tahun pada periode yang sama April 2023 dan 2024, 3%. Kemudian yang menarik adalah inflasi dari bulan ke bulan, dari bulan Maret ke April itu terjadi penurunan yang sangat signifikan dari 0,52% ke angka 0,25%,” kata Tito dalam keterangannya di Jakarta, pada Senin, 13 Mei 2024.

Menurutnya, inflasi pada periode ini kontribusi komoditas makanan, minuman, dan tembakau mengalami penurunan minus 0,03%. Sebelumnya, komoditas tersebut sering menjadi penyumbang tertinggi terhadap inflasi.

Selain itu, pada periode ini, sektor transportasi, khususnya transportasi udara, menjadi penyumbang inflasi tertinggi dengan angka sebesar 0,93%. Hal ini disebabkan oleh lonjakan arus balik yang cukup besar pada bulan April.

“Di situlah kita minta kepada Kemenhub khususnya Ditjen Perhubungan Udara untuk koordinasi dengan seluruh Airlines supaya ketika jumlah penumpang tinggi, loading factor passenger-nya tinggi jangan mengambil harga acuan pemerintah tertinggi, itu akan berdampak inflasi, dan ini terbukti kita lihat sektor transportasi menyumbang 0,93%, tertinggi dari 0,25%%,” jelasnya, dikutip dari Antara, pada. Senin, 13 Mei 2024.

Di sisi lain, Tito menilai angka 3,00% sebagai indikasi bahwa inflasi masih dalam batas yang terkendali dan tetap berada dalam target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, yaitu 2,5% plus minus 1%, yakni 1,50% terendah dan 3,50% tertinggi.

Namun, angka ini tidak mencerminkan situasi di semua daerah, karena masih ada Pemda yang inflasinya di atas 7 persen.

“Ini yang tinggi sekali seperti Minahasa Selatan 7,56%, kita memiliki data lengkap semua daerah, Minahasa Utara 7,46%, Toli Toli 7,21%, Nabire 6,38%, ini tinggi kalau di atas 6% 7% ini sudah tinggi sekali,” ungkap dia.

“Artinya apa? Ini daerah-daerah ini masyarakatnya sudah susah, kita tidak bisa mengambil patokan gembira dengan angka 3% nasional,” tandasnya.

Tito mengingatkan Pemda untuk terus memantau inflasi. Apalagi, pemerintah telah merumuskan 9 langkah yang harus dilakukan oleh daerah untuk mengendalikan inflasi.

Di antara langkah-langkah tersebut, Pemda melakukan pemantauan harga, mengadakan rapat teknis Tim Pengendali Inflasi Daerah, menjaga pasokan bahan pokok barang penting, melakukan gerakan tanam, melaksanakan pasar murah dan sidak pasar, hingga memberikan bantuan transportasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

“Bapak Presiden memerintahkan kepada kita untuk terus monitor dan dilaksanakan terus acara seperti ini, dan acara seperti ini banyak diapresiasi,

“Ia sampai mengatakan bahwa di depan menteri yang lain, ia menyampaikan bahwa hanya di Indonesia inflasi dikendalikan per minggu. Oleh karena itulah saya minta follow up rekan-rekan di daerah untuk betul-betul serius melaksanakan koordinasi inflasi,” tuturnya.