<p>Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI secara virtual hari ini, Kamis, 19 November 2020. / YouTube Bank Indonesia</p>
Industri

Tok, BI Resmi Turunkan Suku Bunga Acuan ke Level 3,75 Persen

  • JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) ke level 3,75%. Suku bunga tersebut turun sebesar 25 basis poin (bps) dari sebelumnya 4%. Begitu juga dengan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility, masing-masing juga turun 25 bps menjadi 3% dan 4,5%. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, keputusan tersebut […]

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) ke level 3,75%. Suku bunga tersebut turun sebesar 25 basis poin (bps) dari sebelumnya 4%.

Begitu juga dengan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility, masing-masing juga turun 25 bps menjadi 3% dan 4,5%.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, keputusan tersebut diambil dengan mempertimbangkan perkiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas eksternal yang tetap terjaga. Selain itu, ia juga mengupayakan percepatan pemulihan ekonomi.

“Bank Indonesia tetap berkomitmen untuk mendukung penyediaan likuiditas, termasuk mempercepat realisasi APBN 2020,” ungkapnya  dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI hari ini, Kamis, 19 November 2020.

Di samping itu, ia juga menempuh sejumlah langkah, yakni melanjutkan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar. Selanjutnya, memperkuat strategi operasi moneter lebih akomodatif.

BI, katanya, juga mempercepat pendalaman pasar domestik melalui penguatan pasar Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) untuk meningkatkan likuiditas dan mendorong pasar keuangan.

Selanjutnya, pihaknya akan melanjutkan kebijakan makroprudensial dengan mempertahankan rasio countercyclical capital buffer (CCB) sebesar 0%, rasio intermediasi makroprudensial sebesar 84-94%, dan rasio penyangga likuiditas makroprudensial (PLM) sebesar 6%.

Adapun loan value ratio untuk kredit dan pembiayaan properti, akan tetap sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Perry menambahkan, ia juga bakal memperkuat pembiayaan inklusif, khususnya kepada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta memperkuat digitalisasi sistem pembayaran.

Dukungan tersebut diberikan melalui inisiatif transformasi digital, seperti memperluas akses keuangan digital dengan kolaborasi bank dan fintech. Selain itu, perluasan dengan memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah dan kampanye QRIS di Indonesia.

“Ke depan, BI akan tetap memperhatikan perkembangan ekonomi untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional,” tutur Perry.