Pengemudi mengisi daya armada taksi listrik Bluebird (e-Taxi) di stasiun pengisian kendaraan listrik  Kantor Pusat Bluebird Group, Mampang Prapatan,  Jakarta, Rabu, 13 Juli 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Korporasi

Tok! Blue Bird Bagikan Dividen Rp180,15 Miliar

  • Dari keterangan yang diterima TrenAsia, Kamis, 22 Juni 2023, RUPST Blue Bird menyepakati untuk membagikan 50,27% dari laba bersih tahun buku 2022 untuk dibagikan dalam bentuk dividen tunai yang nilainya setara dengan Rp72 perlembar.
Korporasi
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Setelah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), PT Blue Bird Tbk menetapkan untuk membagikan dividen senilai Rp180,15 miliar untuk tahun buku 2022.

Dari keterangan yang diterima TrenAsia, Kamis, 22 Juni 2023, RUPST Blue Bird menyepakati untuk membagikan 50,27% dari laba bersih tahun buku 2022 untuk dibagikan dalam bentuk dividen tunai yang nilainya setara dengan Rp72 perlembar.

Para pemegang saham yang tercatat namanya paling lambat 5 Juli 2023 dapat menerima dividen tunai dari perseroan yang pembayarannya dilaksanakan pada 21 Juli 2023.

Sementara itu, RUPST menyetujui penggunaan laba bersih sebesar Rp1 miliar untuk disahkan sebagai cadangan dalam rangka memenuhi ketentuan pasal 70 Undang-undang Perseroan Terbatas (UUPT).

Kemudian, sisa laba bersih sebesar Rp177,2 miliar akan digunakan untuk menambah modal kerja dan dicatat sebagai laba ditahan oleh perseroan.

Pada tahun buku sebelumnya, Blue Bird membagikan dividen tunai sebesar Rp150,12 miliar atau Rp60 perlembar atau setara dengan 6,72% dari seluruh laba ditahan.

Tahun buku 2021 sendiri merupakan momentum bagi Blue Bird untuk membalikkan kerugian yang mencapai Rp161,35 miliar pada tahun 2020 ketika pandemi baru mulai menjangkit di Indonesia. Di tahun tersebut, Blue Bird mencetak laba bersih sebesar Rp7,71 miliar.

Laba bersih yang dibukukan Blue Bird mengalami lonjakan drastis pada tahun buku 2022, yakni mencapai Rp358,35 miliar atau tumbuh hingga 4.547%. Angka tersebut bahkan lebih tinggi dibanding sebelum pandemi, tepatnya sebesar Rp317 miliar pada tahun 2022.

Meroketnya laba bersih ini terjadi seiring dengan laba operasional yang tercatat di angka Rp420 miliar, sedangkan pada tahun sebelumnya, Bluebird mencatatkan kerugian operasional sebesar Rp16 miliar.

Pendapatan Bluebird sendiri mengalami pertumbuhan 62% dari Rp2,2 triliun pada 2021 menjadi Rp3,6 triliun pada 2022.

Kemudian, pendapatan kotor perseroan tercatat bertumbuh 117% menjadi Rp1,07 triliun dari Rp494 miliar pada 2022.

Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Sigit Djokosoetono mengatakan, kinerja positif perseroan ini bukan sesuatu yang mudah dicapai dengan adanya disrupsi dari pandemi COVID-19.

Menurut Sigit, pencapaian kinerja pada tahun 2022 menunjukkan bahwa telah menerapkan strategi penyesuaian yang tepat dalam melaksanakan pengelolaan pengeluaran.

Dengan penyesuaian yang dinilai tepat itu, Blue Bird pun diklaim Sigit mampu menciptakan sistem operasi yang lebih efisien dan sejalan dengan dinamika yang terjadi tanpa mengorbankan kualitas layanan kepada penumpang.

"Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan di segala aspek, termasuk integrasi eksosistem melalui aplikasi All New MyBluebird 6, peningkatan utilitas Internet of Things (IoT0 demi pengalaman pelanggan dan layanan pengemudi yang lebih baik, eksplorasi monetisasi aset, serta secara berkelanjutan terus mengeksplorasi peluang perluasan bisnis demi pertumbuhan perseroan," ujar Sigit melalui keterangan tertulis yang diterima TrenAsia beberapa waktu lalu.

Sigit menambahkan, pertumbuhan kinerja Blue Bird yang membaik secara signifikan ini dipengaruhi oleh mobilitas masyarakat yang kembali normal dan berbagai strategi bisnis yang diterapkan perseoran.

Adapun strategi yang dimaksud oleh Sigit berkaitan dengan penguatan fundamental, pendekatan engage everybody, dan peningkatan layanan mobility as a service (MaaS) yang cermat.

Melalui layanan multichannel, Blue Bird memberikan kemudahan aksesibilitas konsumen dalam mendapatkan layanan dari perseroan.

Kemudian, layanan multipayment memberikan kemudahan transaksi bagi konsumen, sedangkan layanan multiproduct memberikan beragam pilihan layanan mobilitas yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.