<p>Karyawati melayani pelanggan di salah satu Gerai Indosat Ooredoo di Jakarta, Rabu, 23 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Tok! Indosat dan Hutchison Tri Resmi Merger Rp85,43 Triliun

  • Provider telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT) resmi melakukan penggabungan usaha alias merger dengan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri), Kamis, 16 September 2021. Nilai transaksi diperkirakan mencapai US$6 miliar atau setara Rp85,43 triliun (kurs jisdor Rp14.238 per dolar Amerika Serikat).

Korporasi

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Provider telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT) resmi melakukan penggabungan usaha alias merger dengan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri), Kamis, 16 September 2021. Nilai transaksi diperkirakan mencapai US$6 miliar atau setara Rp85,43 triliun (kurs jisdor Rp14.238 per dolar Amerika Serikat).

Aksi korporasi tersebut ditandatangani oleh masing-masing induk usaha kedua perusahaan, yakni Ooredoo Q.P.S.C. dan CK Hutchison Holdings Limited. Dengan proses penggabungan, nama entitas gabungan menjadi Indosat Ooredoo Hutchison.

Managing Director of Ooredoo Group, Aziz Aluthman Fakhroo meyakini perusahaan gabungan ini akan membawa nilai dan keuntungan yang signifikan bagi para pemangku kepentingan, termasuk pemegang saham Indosat Ooredoo dan Ooredoo Group, pelanggan, serta karyawan.

“Hal yang tidak kalah penting adalah perusahaan gabungan akan hadir dengan kekuatan dan skala yang lebih besar untuk mempercepat transformasi digital Indonesia, serta peningkatan kinerja jaringan dan layanan untuk pelanggan yang lebih baik,” ujarnya, Kamis, 16 September 2021.

Entitas baru ini diperkirakan bakal berada pada posisi yang kuat untuk berkontribusi pada percepatan pertumbuhan ekonomi dan transformasi digital Tanah Air. Perusahaan itu akan menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia dengan perkiraan pendapatan tahunan hingga US$3 miliar atau sekitar Rp42,71 triliun.

Selain itu, perusahaan memperkirakan rasio proses (run rate) tahunan sinergi sebelum pajak akan mencapai US$300 juta – US$400 juta atau setara Rp4,27 triliun – Rp5,70 triliun dalam tiga hingga lima tahun ke depan.

Perusahaan juga akan mendapatkan keuntungan atas operasi multinasional Ooredoo Group dan CK Hutchison yang tersebar di pasar Eropa, Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Pasifik. Kekuatan dan skala ekonomi yang digabungkan juga akan menguntungkan perusahaan pada berbagai fungsi seperti pada kegiatan pengadaan. 

Transaksi Jumbo

Chairman of the Board of Directors at Ooredoo Group, H.E. Sheikh Faisal Bin Thani Al Thani menambahkan, penggabungan kedua bisnis ini merupakan transaksi besar untuk Asia dan untuk Ooredoo group. 

Bagi dia, hal ini sejalan dengan strategi untuk memberikan nilai tambah lewat portofolio sekaligus mempercepat proses digitalisasi dalam kegiatan bisnis global perusahaan. Ia berharap kesepakatan ini akan tumbuh menjadi kemitraan jangka panjang yang sukses dengan CK Hutchison. 

“Saya juga menantikan kerja sama ke depannya untuk membangun Indosat Ooredoo Hutchison menjadi perusahaan digital yang unggul di Indonesia,” imbuhnya.

Adapun penyelesaian transaksi bergantung pada persetujuan dari pemegang saham Ooredoo Group, CK Hutchison, dan Indosat Ooredoo, persetujuan regulator, serta berbagai syarat dan ketentuan. Jika berjalan mulus, penggabungan ini diperkirakan rampung pada akhir tahun 2021.

JP Morgan bertindak selaku penasihat keuangan eksklusif untuk Ooredoo Group. Goldman Sachs & Co. dan HSBC bertindak selaku penasihat keuangan gabungan untuk CK Hutchison. Barclays bertindak sebagai penasihat keuangan untuk Indosat Ooredoo.

Komposisi Saham

Provider telepon seluler PT Hutchison Tri Indonesia / Tri.co.id

Ooredoo Group saat ini memiliki 65% saham dan kendali atas Indosat Ooredoo lewat Ooredoo Asia, sebuah perusahaan induk yang dimiliki sepenuhnya. 

Penggabungan Indosat dan Tri akan menyebabkan CK Hutchison menerima saham baru di Indosat Ooredoo hingga 21,8% dari Indosat Ooredoo Hutchison. 

Pada saat yang sama, PT Tiga Telekomunikasi akan menerima saham baru Indosat Ooredoo hingga 10,8% dari Indosat Ooredoo Hutchison.

Bersamaan dengan penggabungan bisnis, CK Hutchison akan mendapatkan 50% saham dari Ooredoo Asia dengan menukar 21,8% sahamnya di Indosat Ooredoo Hutchison untuk 33% saham di Ooredoo Asia.

Kemudian, CK Hutchison juga akan mendapatkan tambahan 16,7% kepemilikan di Ooredoo Group lewat transaksi senilai US$387 juta. 

Menyusul transaksi di atas, para pihak akan masing-masing memiliki 50% dari Ooredoo Asia, yang akan diberi nama baru yaitu Ooredoo Hutchison Asia dan memiliki 65,6% saham dan kendali atas Indosat Ooredoo Hutchison.

Pada akhir transaksi, Indosat Ooredoo Hutchison akan dikendalikan secara bersama-sama oleh Ooredoo Group dan CK Hutchison. Perusahaan gabungan akan tetap terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pemerintah Indonesia akan memiliki 9,6% saham, PT Tiga Telekomunikasi Indonesia memiliki 10,8% saham, dan pemegang saham publik lainnya memiliki sekitar 14,0% saham.

Dukung Digitalisasi RI Lewat 5G

Group Co-Managing Director of CK Hutchison Holdings, Canning Fok menyatakan Indosat Ooredoo Hutchison akan berada pada posisi yang dapat mempercepat laju pembangunan dan perkembangan jaringan untuk mendukung agenda digital pemerintah Indonesia.

Dengan skala yang lebih besar, kata dia, spektrum jaringan yang semakin luas, dan pembiayaan yang lebih efisien, Indosat Ooredoo Hutchison akan dapat memperluas jaringannya dan menyempurnakan layanan, kualitas, serta kecepatannya. 

CK Hutchison telah berinvestasi dan mengoperasikan bisnis telekomunikasi di 12 pasar di berbagai belahan dunia, yang banyak di antaranya telah sukses menggelar jaringan 5G. Untuk itu, ia sangat menantikan kesempatan untuk membawa layanan 5G ke Indonesia.

“Saya berharap ini akan menjadi kemitraan jangka panjang yang sukses ke depannya,” tutur dia.

Manajemen Baru

Dengan persetujuan pemegang saham Indosat Ooredoo, para pihak akan menominasikan Vikram Sinha sebagai CEO dan Nicky Lee sebagai CFO Indosat Ooredoo Hutchison. 

Ahmad Al-Neama akan tetap menjalankan tugasnya sebagai President Director and CEO Indosat Ooredoo, dan Cliff Woo akan tetap bertugas sebagai CEO Tri hingga proses merger selesai. 

Selanjutnya jika disetujui Indosat Ooredoo, maka Ahmad Al-Neama dan Cliff Woo akan duduk di Dewan Komisaris perusahaan gabungan.