Bank Neo Commerce di kawasan ITC Fatmawati Jakarta Selatan, Senin 20 September 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Tok! RUPSLB BBYB Resmi Putuskan Akulaku Kuasai Bank Neo Commerce

  • Direktur Utama (Dirut) Tjandra Gunawan mengabarkan RUPSLB ini dihadiri sebanyak 79,66% pemegang saham. Dengan demikian, PT Gozco Capital kini sudah tidak lagi menjadi PSP di bank digital tersebut.
Korporasi
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA - PT Akulaku Silvrr Indonesia resmi menjadi Pemegang Saham Pengendali (PSP) di PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB). Keputusan ini dicapai usai 99,99% pemegang saham menyetujui pengambilan tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 8 Oktober 2021.

Direktur Utama (Dirut) Tjandra Gunawan mengabarkan RUPSLB ini dihadiri sebanyak 79,66% pemegang saham. Dengan demikian, PT Gozco Capital kini sudah tidak lagi menjadi PSP di bank digital tersebut.

“All went well. Yang hadir melebihi kuorum (79.66%) dan 99.99% menyetujui pengambilalihan oleh Akulaku,” ucap Tjandra saat dihubungi TrenAsia.com, Jumat, 8 Oktober 2021. 

Untuk diketahui, mata agenda pengambilalihan BBYB oleh Akulaku sempat digelar pada RUPSLB 20 September 2021 lalu. Namun, keputusan itu tertunda RUPSLB itu tidak mencapai kuorum lantaran hanya dihadiri kurang dari 75% pemegang saham. 

Kini, Akulaku telah secara resmi menjadi PSP di Bank Neo Commerce. Platform financial technology (fintech) tercatat menggenggam 24,98% saham BBYB. Kepemilikan Akulaku bahkan melebihi PSP sebelumnya, Gozco Capital yang hanya 16,53%.

Akulaku diketahui semakin agresif menambah kepemilikan saham di BBYB sejak 21 Maret 2019.

Kala itu, Akulaku masuk dengan mengambil alih 5,2% saham dari Gozco Capital. Lalu, Akulaku merogoh kocek Rp158,72 miliar untuk menambah kepemilikannya di BBYB melalui skema private placement.

Usai komposisi Akulaku menyentuh 24,98%, saham BBYB semakin ramai kedatangan investor baru. Hal ini tercermin dari jumlah pemegang saham BBYB mencapai 30.950 investor per 31 Agustus 2021 atau bertambah 14.671 month-on-month (mtm) dibandingkan dengan akhir Juli 2021 dengan total investor sebanyak 16.279.

BBYB juga diketahui baru saja menambah modal dasarnya pada bulan lalu. Tjandra bilang modal dasar  perseroan bertambah dua kali lipat dari posisi awal Rp1,5 triliun menjadi Rp3 triliun. 

“Perseroan menyetujui perubahan Modal dasar dari Rp1,5 triliun menjadi Rp3 triliun. Untuk modal inti minimum (tier 1) akan terpenuhi setelah rights issue rampung dan ini merupakan hal yang penting untuk menunjang bisnis perseroan,” jelas Tjandra.

Setelah mantap menjadi bank digital, BBYB kini fokus menggenjot fungsi intermediasi pada segmen konsumer. Hingga semester I-2021, hasilnya tidak mengecewakan.

Berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), BBYB mencatatkan realisasi penyaluran kredit sebesar Rp3,82 triliun atau naik dibandingkan dengan akhir 2020 yang hanya Rp3,66 triliun.

Kredit segmen rumah tangga menguasai 60% dari postur kredit di Bank Neo Commerce. Ditinjau dari kualitas aset, total kredit bermasalah BBYB mengalami peningkatan dari Rp133,08 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp162,28 triliun pada semester I-2021.

Maka, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) net BBYB parkir di level 4,2%. Adapun NPL gross BBYB per semester I-2021 ini mencapai 11%.

Di sisi lain, Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) BBYB meroket 38,55% ytd menjadi Rp4,60 triliun. Secara kumulatif, aset BBYB hingga semester I-2021 ini pun terungkit dari Rp5,42 triliun pada posisi akhir 2020 menjadi Rp,699 triliun pada semester I-2021.