Bernardo Arevalo
Dunia

Tokoh Anti-Korupsi Bernardo Arevalo Menang Mudah di Pilpres Guatemala

  • Arevalo berencana mengikuti jejak ayahnya yang notabene presiden pertama Guatemala. Saat itu Arevalo senior berhasil mengakhiri periode diktator yang panjang dan menjadi presiden terpilih secara demokratis pertama di negara tersebut.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Bernardo Arevalo memenangkan putaran kedua pemilihan presiden (pilpres) Guatemala pada Minggu 20 Agustus 2023 waktu setempat.  Tokoh anti-korupsi itu menang mutlak dengan selisih dua digit atas kompetitornya Sandra Torres.

Arevalo berencana mengikuti jejak ayahnya yang notabene presiden pertama Guatemala. Saat itu Arevalo senior berhasil mengakhiri periode diktator yang panjang dan menjadi presiden terpilih secara demokratis pertama di negara tersebut.

Dilansir dari Reuters, Selasa 22 Agustus 2023, Juan Jose Arevalo adalah seorang reformis yang warisannya dalam hal kemajuan sosial selama masa jabatannya dari tahun 1945-1951 sangat berpengaruh bagi pemimpin berikutnya di Guatemala.

“Saya bukan ayah saya, tetapi saya sedang mengikuti jalan yang sama yang telah dibangun oleh ayah saya,” ujar Arevalo.

Hampir tidak ada yang menyangka Bernardo Arevalo, seorang anggota kongres baru yang sebelumnya tidak begitu dikenal, bisa sampai sejauh ini. Beberapa kandidat oposisi lain yang turut menentang korupsi telah didiskualifikasi, sebuah hal yang banyak dikritik sebagai upaya melanggengkan status quo.   

Namun dengan berfokus pada platform anti-korupsi, Arevalo dari partai berhaluan kiri-tengah, Movimiento Semilla, berhasil mengalahkan pesaingnya, Sandra Torres. Sandra adalah mantan Ibu Negara dan kandidat presiden tiga kali.  Data Mahkamah Agung Pemilu menunjukkan dari 95% total surat suara yang telah dihitung, Arévalo meraih 59,1%, sementara Torres tertinggal dengan perolehan 36,1% 

Sebelum terjun ke dunia politik, Arevalo dikenal karena menulis buku dan artikel yang membahas berbagai topik, termasuk konflik dan kebijakan publik. Dia memiliki beberapa pengalaman sebagai diplomat, termasuk sebagai duta besar Guatemala untuk Spanyol.

“Dia selalu terasa ada semangat akademis pada dirinya. Dia juga ramah dan terbuka dalam berbagi pengalaman dan gagasan dengan orang muda,” kata Alvaro Montenegro, seorang aktivis anti-korupsi yang bertemu dengan Arevalo pada tahun 2015.

Itu tahun di mana ribuan demonstran turun ke jalan untuk menuntut pengunduran diri Presiden saat itu, Otto Perez Molina, yang dituduh sebagai otak di balik skandal suap bea cukai yang melibatkan berbagai pihak. 

Mantan jenderal tentara konservatif ini kemudian divonis bersalah dan dipenjara, memberi harapan kepada banyak warga Guatemala bahwa korupsi yang merajalela dapat diatasi.

Tuduhan tersebut dipimpin oleh jaksa agung yang gigih dalam melawan korupsi bekerja sama dengan komisi pendukung PBB, yang kemudian menghasilkan puluhan kasus hukum lebih lanjut sebelum mandatnya berakhir pada tahun 2019. Kritikus konservatif, banyak berasal dari kalangan elit, menyerang komisi tersebut karena dianggap merongrong kedaulatan negara.

Gerakan Benih

Arevalo ikut serta dalam demonstrasi penting tahun 2015, dan beberapa tahun kemudian turut berperan dalam menciptakan apa yang akan menjadi gerakan baru yang dikenal sebagai Gerakan Benih.

Pendaftaran partainya pada tahun 2017 kemudian menjadi sorotan resmi. Sorotam semakim intens setelah pemilihan presiden putaran pertama pada bulan Juni, di mana Arevalo menempati posisi kedua dan lolos ke putaran kedua pada bulan Agustus. 

Sebelum itu, ia hampir tidak tercatat dalam survei pendapat. Jaksa mencoba untuk mengeluarkannya dan partainya dari daftar pemilihan, dengan alasan terdapat penyimpangan dalam pendaftaran anggota.

Upaya ini sementara berhasil digagalkan oleh Mahkamah Konstitusi Guatemala, namun belum selesai. Para jaksa yang sama mengatakan bahwa mereka tidak dapat menyingkirkan kemungkinan penggerebekan dan penangkapan tambahan dalam kasus ini.

Arevalo sekarang harus menjalani transisi lima bulan yang tidak dapat diprediksi menjelang pelantikan yang dijadwalkan pada bulan Januari. Dia juga harus bekerja dengan Kongres yang masih didominasi oleh konservatif, di mana Semilla hanya memiliki 23 anggota dari total 160 anggota.

Namun, presiden terpilih yang tidak biasa ini menunjukkan optimisme, sama seperti yang dia tunjukkan selama masa kampanye. “Musim semi yang baru sedang datang, Anda bisa merasakannya,” kata Arevalo kepada para pendukung yang bersorak saat kampanye di bulan Agustus. “Dan kalian semua adalah benih dari musim semi yang baru ini.”