<p>Nampak seorang pelanggan tengah melakukan transaksi melalui aplikasi Tokopedia dengan promo pengantaran dari aplikasi Gosend, PT Gojek Indonesia dan PT Tokopedia dikabarkan tengah mencari kesepakatan untuk melakukan merger. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Fintech

Tokopedia Gandeng Migrant CARE Wujudkan Pemulihan Ekonomi Wanita Purna Migran

  • Tokopedia meluncurkan program ‘Berkembang bersama Tokopedia: Recover Together, Empower for Better!’ sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi komunitas perempuan mantan pekerja migran.

Fintech
Reky Arfal

Reky Arfal

Author

JAKARTA – Tokopedia meluncurkan program ‘Berkembang bersama Tokopedia: Recover Together, Empower for Better!‘ sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi komunitas perempuan mantan pekerja migran.

Program ini bekerja sama dengan Migrant CARE dan dilaksanakan bersama komunitas Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi) di 4 kabupaten, yakni Indramayu Jawa Barat, Wonosobo Jawa Tengah, Jember dan Banyuwangi Jawa Timur.

Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia Astri Wahyuni menyebut program ini adalah kolaborasi yang digelar dalam rangka mengembangkan produktivitas masyarakat.

“Kolaborasi ini adalah komitmen Tokopedia untuk mengembangkan kapasitas masyarakat khususnya dalam kegiatan ekonomi produktif. Hal ini kami lakukan dengan membangun pusat pengembangan UMKM demi mendorong aktivitas produksi skala mikro untuk 237 perempuan penggerak komunitas Desbumi,” kata Astri dalam keterangan tertulis, Selasa 20 April 2021.

Di samping itu, Tokopedia juga berupaya memberdayakan berbagai kelompok masyarakat dengan menyediakan platform teknologi yang dapat membantu pegiat usaha, termasuk perempuan purna migran dalam mengembangkan bisnis mereka, khususnya saat pandemi, sekaligus mengajak masyarakat belanja produk lokal.

“Kami berharap program ini dapat membantu tidak hanya pegiat usaha, tetapi mendorong lebih banyak masyarakat Indonesia agar memakai produk lokal demi bersama-sama berkontribusi memulihkan ekonomi negeri yang saat ini terdampak pandemi,” tuturnya.

Direktur Eksekutif Migrant CARE, Wahyu Susilo berharap, program ini dapat mendorong digitalisasi komunitas perempuan purna migran.

Selama pandemi COVID-19, Wahyu menilai komunitas Desbumi telah menunjukkan resiliensinya dengan beradaptasi pada pasar. Mereka memproduksi masker, APD (Alat Pelindung Diri) dan ragam jamu tradisional untuk memperkuat daya tahan tubuh.

Jumiatun, mantan pekerja migran yang kini aktif menjadi Ketua Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Desbumi Dukuhdempok, Kabupaten Jember menyebut selama pandemi, kegiatan Desbumi tidak berhenti, meski banyak penyesuaian mulai dari protokol kesehatan sampai strategi penjualan.

Bukan hanya beradaptasi dari segi usaha, Jumiatun mengatakan komunitas juga turut andil berkontribusi pada masyarakat dengan membagikan masker kepada warga dan menyumbangkan APD pada petugas kesehatan di daerahnya.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengapresiasi langkah inisiatif yang dilakukan Tokopedia dan Migrant CARE.

Menurutnya, UKM yang dapat bertahan di masa pandemi adalah UMKM yang terkoneksi ke platform digital.

Ia berharap, lewat praktik ini, Desbumi bisa menjadi model pemberdayaan ekonomi kelompok perempuan purna migran yang berkelanjutan, dengan menimbang kontribusi remitansi dari Pekerja Migran Indonesia yang cukup signifikan.

“Kalau remitansi diinvestasikan di kampung halaman, komunitas bisa menginisiasi koperasi yang mengelola bisnis mereka sehingga masuk dalam skala ekonomi tidak lagi perorangan. Pembiayaannya bisa dibantu Kemenkop karena ada dana bergulir untuk koperasi,” katanya.

Sebagai informasi, berdasarkan World Migration Report 2019, Indonesia adalah negara 10 teratas di Asia yang menerima remitansi tinggi dari pekerja migran.

Akan tetapi, akibat pandemi, Bank Dunia memperkirakan terjadi penurunan 20% arus remitansi dari pekerja migran secara global. (SKO)