<p>Diduga terjadi kebocoran 15 juta data pribadi Tokopedia. / Facebook @Tokopedia</p>

Tokopedia: Tren Belanja Online Jadi Penopang Ekonomi Era New Normal

  • JAKARTA – Pandemi COVID-19 dan kelaziman baru alias new normal membuat gaya hidup masyarakat berubah drastis. Bahkan, tren belanja online dan ekosistem dalam jaringan (daring) bakal menjadi penopang perekonomian ke depan. Vice President Public Policy & Government Relations Tokopedia Astri Wahyuni menilai ekosistem daring akan menjadi penopang ekonomi di era new normal. “Sebagian dari konsumen […]

Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – Pandemi COVID-19 dan kelaziman baru alias new normal membuat gaya hidup masyarakat berubah drastis. Bahkan, tren belanja online dan ekosistem dalam jaringan (daring) bakal menjadi penopang perekonomian ke depan.

Vice President Public Policy & Government Relations Tokopedia Astri Wahyuni menilai ekosistem daring akan menjadi penopang ekonomi di era new normal.

“Sebagian dari konsumen akan memilih platform online untuk belanja. Jadi kami melihat ini juga merupakan perubahan perilaku dari konsumen yang kita harus bisa manfaatkan momentum ini untuk ajak dunia usaha bergabung ke platform online, sehingga permintaan dan penawaran dapat terhubung dengan baik,” ujar Astri dalam webinar yang diselenggarakan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) di Jakarta, dilansir Antara, Selasa, 23 Juni 2020.

Berdasarkan riset GDP Venture, 30% konsumen memilih lebih sering berbelanja secara daring dibandingkan dengan berbelanja ke toko, supermarket, ataupun mal, akibat pandemi COVID-19.

Astri menuturkan, dengan adanya pandemi, hampir tidak ada acara offline berlangsung. Sementara banyak sekali pengusaha-pengusaha yang mengandalkan bazar atau acara offfline untuk menopang bisnisnya. Sehingga, Tokopedia mengajak komunitas untuk bergabung dan mencoba menyelenggarakan acara secara daring.

“Seperti Jakcloth, ini adalah acara fashion merek lokal. Dengan dibawa ke Tokopedia, pertumbuhan pesanan pada penjual barang/jasa yang terlibat sampai 4,6 kali lipat,” kata Astri.

Pecinta Sneakers

Ada pula Jakarta Sneakers Day yang merupakan salah satu acara tahunan bagi komunitas pecinta sepatu sneakers. Dengan masuk ke ekosistem online, terdapat peningkatan penjualan barang sebesar 3,7 kali lipat bagi merchant yang berpartisipasi di acara tersebut.

“Kami melihat pertumbuhan ketika dibawa ke online itu sangat tinggi. Kenapa? Karena sebetulnya ekosistem ini mampu menjangkau ke seluruh Indonesia. Kalau dulu mungkin target Jakcloth dan Jakarta Sneakers betul-betul masyarakat Jakarta. Dengan dibawa ke online, mereka bisa menjangkau ke seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Astri.

Selain itu, lanjut Astri, Tokopedia juga memiliki kolaborasi untuk mendorong UMKM Indonesia bisa go online. Ia mencontohkan #SatuDalamKopi yang merupakan inisiatif kolaborasi Tokopedia, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk mendukung usaha kecil dan menengah (UKM) lokal.

Saat kampanye berlangsung, terjadi kenaikan trafik sebanyak 75%. Dalam tujuh hari, kampanye tersebut berhasil menumbuhkan penjualan harian kopi dan produk terkait kopi masing-masing sebesar 57% dan 39%.

“Kami coba penetrasi ke komunitas-komunitas dan meminta mereka lakukan inovasi untuk di online. Dalam tujuh hari kampanye #SatuDalamKopi, penjualan harian tumbuh 57%, sehingga sampai sekarang mereka belum me-layoff atau mengurangi karyawan dan tetap bisa bertahan karena adanya platform online,” kata Astri.

Astri menekankan, sesungguhnya banyak sekali fitur-fitur di ekosistem daring yang bisa dimanfaatkan dan dikolaborasikan terutama untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menyongsong era normal baru.

Tokopedia melihat ke depannya konsumen akan tetap berbelanja secara daring dan justru memaksa diri mereka memahaminya agar tidak terlalu sering pergi ke keramaian di masa pandemi.

“Di sisi lain, teman-teman UMKM, banyak akhirnya on board dan merasakan, oh ternyata kalau bergabung dengan ekosistem online, penetrasi pasar maupun potensi pasar yang bisa dijangkau itu jauh lebih besar dari hanya mengandalkan bisnis offline,” ujar Astri. (SKO)