alan Tol Simpang Indralaya - Prabumulih sepanjang 63,5 Km
Nasional

Tol Segera Beroperasi, Palembang-Prabumulih Kini Cuma 1 Jam

  • Jalan Tol ruas Indralaya-Prabumulih yang termasuk dalam bagian trans Sumatra akan dioperasikan mulai Rabu 30 Agustus 2023.

Nasional

Khafidz Abdulah Budianto

JAKARTA - Jalan Tol ruas Indralaya-Prabumulih yang termasuk dalam bagian trans Sumatra akan dioperasikan mulai Rabu 30 Agustus 2023. Kehadiran jalan tol sepanjang 63,5 kilometer ini bakal mempersingkat waktu tempuh di sekitar kawasan. 

Jalan tol akan melewati wilayah Kota Palembang, Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Muara Enim, dan Kota Prabumulih. Dengan adanya tol, jarak dari Palembang ke Prabumulih kini hanya satu jam. Tol tersebut nantinya akan dioperasikan tanpa tarif untuk sementara.

Sebelumnya tol sempat digunakan saat momen mudik lebaran 2023 lalu. “Jalan tol ini sudah siap kami operasikan karena sebelumnya telah diuji coba dengan dioperasikan secara fungsional pada mudik Lebaran 2023,” ujar Executive Vice President (EVP) Divisi Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo, Selasa 29 Agustus 2023. 

Keberadaan ruas jalan tol tersebut telah mengantongi Sertifikat Laik Operasi (SLO) pada 7 Juli 2023 lalu serta Keputusan Menteri (Kepmen) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 872/KPTS/M/2023 Tentang Penetapan Pengoperasian Jalan Tol Simpang Indralaya – Prabumulih. 

Dalam menunjang kenyaman bagi penggunanya, jalan tol ini dilengkapi dengan dua buah rest area atau tempat istirahat yang berada di kilometer 65. Hal itu guna memenuhi Standar Pelayanan Minimun (SPM) yang diterapkan pada jalan tol. Adapun tarif jalan tol masih menunggu Kementerian PUPR.

Diperkirakan tarif tol tersebut akan dibanderol seharga Rp1338 tiap kilometernya. Pembangunan jalan tol tersebut dilakukan PT Hutama Karya Infrastruktur sejak tahun 2019. Keberadaannya menjadi pilihan selain jalan arteri karena jika melewati jalan tersebut harus menempuh waktu hingga dua jam.

Penggunaan Teknologi

Jalan tol ini dibangun dengan sederet teknologi. Pengerjaan pada morfologi tanah yang bervariasi pada proyek ini membutuhkan penanganan khusus diantaranya dengan penggunaan inovasi teknologi geofoam pada oprit jembatan.

Geofoam merupakan material balok dengan bobot ringan yang bertujuan untuk menanggulangi lapisan tanah yang labil. Berfungsi sebagai pengganti timbunan, Geofoam dapat meminimalisir penurunan jalan yang biasanya terjadi pada titik semu antara timbunan dengan struktur.

Hal ini dapat memperlambat amblesan atau penurunan tanah selama masa layanan jalan tol. Selain inovasi geofoam, pengerjaan morfologi tanah yang bervariasi juga menggunakan Treatment Prefabricated Vertical Drain (PVD) dan Preloading

PVD adalah teknologi drainase vertikal berbentuk lembaran plastik yang berfungsi untuk mempercepat pengurasan air dalam tanah.  Treatment Preloading juga dilakukan dengan cara memberikan beban di atas tanah sebelum pembangunan struktur yang berfungsi untuk menurunkan kadar air dalam tanah. 

Kedua penanganan ini memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mempersingkat pengurasan air dalam tanah sehingga konstruksi dapat segera dimulai.

Adapun dari sisi teknologi, HKI juga telah menerapkan digitalisasi konstruksi secara komprehensif seperti BIM (Building Information Modeling), dan Enterprise Resources Planning (ERP) berbasis SAP. 

Kedua hal tersebut menginisiasi proses konstruksi yang efektif, mulai dari fase perencanaan hingga proses bisnis yang dapat dicatatkan secara real time.