Aktivitas Community Forest dari PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) dalam rangka implementasi ESG.
Industri

Top! Pupuk Kaltim (PKT) Sabet Peringkat Tertinggi ESG Risk Rating untuk Sektor Agrokimia di Tingkat Dunia

  • Sebelumnya, pada awal tahun 2023, PKT meraih peringkat ketiga untuk aspek penilaian yang sama. Kemudian, pada pertengahan tahun, PKT pun berhasil menduduki posisi teratas dari total 73 perusahaan agrokimia di dunia yang memiliki skor ESG Risk Rating tertinggi.
Industri
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Data Sustainalytics pada Juni 2023 mencatut PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) sebagai perusahaan di sektor agrokimia yang meraih peringkat tertinggi dalam pemerolehan ESG Risk Rating di tingkat dunia.

Sebelumnya, pada awal tahun 2023, PKT meraih peringkat ketiga untuk aspek penilaian yang sama. Kemudian, pada pertengahan tahun, PKT pun berhasil menduduki posisi teratas dari total 73 perusahaan agrokimia di dunia yang memiliki skor ESG Risk Rating tertinggi.

ESG Risk Rating sendiri adalah ukuran standar operasional berkelanjutan suatu perusahaan terhadap risiko jangka panjang, serta dampak positif dari sebuah bisnis dengan tiga kriteria penilaian utama, yaitu lingkungan, sosial, dan tata kelola (environmental, social, and governance/ESG).

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi mengatakan bahwa pihaknya merasa bangga karena bisa menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain di tingkat dunia.

"Tidak hanya dalam skala kapasitas produksi kita besar, tapi pengelolaan ESG kita ini bagus. Bagaimana kok  kita bisa bagus meningkatkan ESG-nya? Karena ESG itu sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam proses bisnis PKT. Bahkan, kita selalu ngomong ini sudah jadi way of life dari PKT," kata Rahmad melalui keterangan yang diterima TrenAsia, Kamis, 8 Juni 2023.

Menurut hasil asesmen Lembaga ESG Rating Morningstar Sustainalytics, PKT meraih skor 21,3 sehingga perusahaan dinilai memiliki risiko medium dalam mengalami dampak keuangan material dari faktor-faktor ESG.

ESG Risk Rating mengukur capaian PKT melalui dua faktor penilaian, yaitu dari sisi exposure dan management. Exposure didefinisikan sebagai kerentanan perusahaan terhadap risiko ESG sementara management mengacu kepada aksi perusahaan untuk mengatasi masalah yang bertalian dengan ESG.

Untuk mendukung target net zero emission pemerintah pada tahun 2060, PKT turut mengupayakan dekarbonisasi yang menargetkan penurunan emisi sebanyak 32%.

Selain menginisiasi berbagai program berlandaskan ESG seperti Community Forest dan pembangunan pabrik soda ash, PKT pun memanfaatkan teknologi ramah lingkungan untuk mengupayakan percepatan dekarbonisasi.

Di antaranya, penggunaan co-firing boiler batu bara dengan biomassa sawit yang ditargetkan pada 2030 bisa menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 59 ribu CO2.

Selain itu, ada juga penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang ditargetkan dapat menurunkan emisi sebanyak 9 ribu ton CO2 pada 2030.

Dalam mengimplementasikan aspek sosial dalam semangat ESG, PKT pun mengupayakan pemberdayaan petani dan masyarakat sekitar melalui program MAKMUR yang hingga Juni 2023 telah meliputi lahan wilayah tanam seluas 34.081 hektare dengan target tahunan mencapai 64.000 hektare.

Program pendanaan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang sudah dimulai sejak 1989 pun masih berjalan dengan penyaluran dana mencapai Rp5,3 miliar untuk lebih dari 29 ribu mitra binaan hingga Mei 2023.

Sementara itu, di bidang tata kelola, PKT memperoleh good corporate governance (GCG) Score dengan predikat sangat baik pada tahun 2022.

Rahmad menyampaikan, saat ini PKT sedang mengeksplorasi berbagai kemungkinan sumber bahan yang terbarukan dan berkelanjutan, salah satunya melalui transformasi amonia yang diproyeksikan dapat menjadi pendorong pertumbuhan bisnis perusahaan.

"Ke depan, kita di dunia ini ingin menggunakan energi yang less carbon. Salah satu transition fuel yang dianggap sangat penting itu adalah amonia karena amonia itu tidak zero carbon emission fuel. Saat ini amonia memang diproduksi dengan menggunakan fossil fuel sehingga proses produksinya masih ada karbon. Ke depan, ini ada yang namanya clean ammonia," kata Rahmad.

Clean ammonia ini dikatakan Rahmad menjadi sangat penting karena dapat membawa aktivitas di dunia ini menjadi lebih rendah karbon dan ramah lingkungan.

Rahmad pun menegaskan bahwa semangat keberlanjutan bukan masalah pilihan, melainkan tanggung jawab semua pihak demi generasi yang mendatang.