<p>Logo toshiba di Jepang, SUmber: Reuters</p>
Dunia

Toshiba Dijual, Mengakhiri Masa Emas Simbol Kebangkitan Jepang Pasca-Perang Dunia 2

  • Dengan ini Toshiba memasuki fase baru dalam perkembangannya di usia 74 tahun.
Dunia
Muhammad Imam Hatami

Muhammad Imam Hatami

Author

TOKYO - Perusahaan teknologi tertua dan terbesar di Jepang, Toshiba, akan menutup sejarah panjangnya di pasar saham setelah sekelompok investor yang dipimpin oleh perusahaan ekuitas swasta Japan Industrial Partners (JIP), berhasil mengakuisisi mayoritas saham perusahaan tersebut. Dengan ini Toshiba memasuki fase baru dalam perkembangannya di usia 74 tahun.

Dilansir dari BBC Internasional, Kamis, 21 September 2023, Konsorsium yang dipimpin oleh JIP berhasil membeli 78,65% saham Toshiba. Ini  memberikan mereka kendali atas perusahaan tersebut. Hal ini juga memungkinkan grup investor tersebut untuk menyelesaikan kesepakatan senilai US$14 miliar, yang menjadi poin kunci dalam transaksi ini.

Toshiba, yang berdiri sejak tahun 1875 sebagai produsen jam dan boneka mekanik. Toshiba telah mengalami sejumlah kemunduran dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2015 ketika Toshiba mengakui telah melebih-lebihkan keuntungan sebesar lebih dari US$1 miliar atau sekitar Rp15 triliun (kurs Rp15.000) selama enam tahun. Akibatnya, mereka dihukum dengan denda sebesar 7,37 miliar yen, yang pada saat itu merupakan denda terbesar dalam sejarah Jepang.   

Dua tahun kemudian, masalah lain muncul ketika Toshiba mengumumkan kerugian besar pada bisnis  nuklirnya di Amerika Serikat. Untuk menghindari kebangkrutan, mereka terpaksa menjual bisnis chip memorinya pada tahun 2018, yang dulu dianggap sebagai permata dalam portofolio perusahaan.

Perjalanan sulit ini membuat Toshiba menjadi sasaran beberapa tawaran pengambil alihan, termasuk salah satunya oleh grup ekuitas swasta asal Inggris, CVC Capital Partners, pada tahun 2021, yang akhirnya ditolak oleh perusahaan tersebut.

Selain itu, Toshiba juga terjebak dalam kontroversi saat diketahui bahwa mereka berkolusi dengan pemerintah Jepang untuk menekan kepentingan investor asing, yang memunculkan berbagai pertanyaan tentang transparansi perusahaan.

Menyikapi berbagai masalah tersebut, perusahaan mengumumkan rencana untuk memecah perusahaan menjadi tiga bisnis terpisah, yang kemudian direvisi menjadi dua unit. Namun, rencana tersebut belum terlaksana, dan dewan direksi mengumumkan pertimbangan serius atas tawaran JIP.

Perubahan kepemilikan ini memberikan peluang bagi perusahaan untuk fokus pada bisnis inti yang lebih menguntungkan dan memulihkan reputasinya di pasar global. Meskipun babak baru telah dimulai, nama Toshiba tetap menjadi simbol bersejarah dalam industri teknologi Jepang.