Karyawan beraktivitas di kantor Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta, Senin, 9 Mei 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Nasional

Total Aset LPS Capai Rp210 Triliun

  • Aset LPS dapat dialokasikan ke Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dengan syarat jumlah aset tersebut harus sama dengan 2,5 persen dari total simpanan seluruh industri perbankan.

Nasional

Bintang Surya Laksana

JAKARTA - Direktur Eksekutif Klaim dan Resolusi Bank Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Suwandi menyebutkan total aset LPS pada 2023 ini tercatat tembus Rp210 triliun. Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 12,25 persen dibandingkan tahun 2022 di mana total aset pada tahun tersebut adalah senilai Rp187,09 triliun.

"Total uang kita Rp210 triliun, dengan modal awal Rp4 triliun, kemudian asetnya sekitar Rp195 triliun," ujar Suwandi dalam Media Workshop pada Kamis, 9 November 2023 di Bandung, Jawa Barat.

Suwandi menjelaskan aset LPS dapat dialokasikan ke Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dengan syarat jumlah aset tersebut harus sama dengan 2,5 persen dari total simpanan seluruh industri perbankan. 

Sebagai contoh, jika total aset mencapai Rp10 ribu triliun, maka persyaratan setoran ke PNBP adalah Rp250 triliun. Suwandi menegaskan pemberian kontribusi ke PNBP hanya bisa dilaksanakan jika cadangan penjaminan sudah mencapai batas tersebut. 

Namun untuk saat ini, pemberian kontribusi tersebut belum dapat dilaksanakan karena jumlah aset LPS belum mencapai angka 2,5 persen yang diwajibkan.

Berdasarkan Pasal 81 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan, disebutkan LPS memiliki modal awal yang merupakan kekayaan negara yang disisihkan dengan jumlah sekurang-kurangnya adalah Rp4 triliun hingga Rp8 triliun. 

Pendapatan LPS berasal dari modal awal pemerintah senilai Rp4 triliun, kontribusi kepesertaan yang dibayarkan oleh bank yang mendaftar sebagai peserta, premi penjaminan bank setiap semester sebanyak 0,1 persen dari dana pihak ketiga (DPK) serta hasil investasi dari cadangan penjaminan.

LPS beberapa waktu lalu mencatat tabungan di atas Rp 5 miliar pada September 2023. Direktur Grup Riset LPS Herman Saherudin menyebutkan nilai tabungan tersebut tumbuh 7,82 persen dibandingkan tahun lalu (year-on-year/yoy).