Toyota Targetkan Produksi 10,3 Juta Mobil Sepanjang 2024
- Angka ini didapat dari target perusahaan untuk memproduksi 3,4 juta mobil di Jepang dan 6,9 juta mobil di luar negeri. Termasuk merek mewahnya, Lexus.
Dunia
JAKARTA - Salah satu produsen mobil terbesar di dunia, Toyota menargetkan produksi 10,3 juta mobil sepanjang 2024.
Angka ini didapat dari target perusahaan untuk memproduksi 3,4 juta mobil di Jepang dan 6,9 juta mobil di luar negeri. Termasuk merek mewahnya, Lexus.
Perusahaan ini berusaha memperbarui rekor produksi tahunan untuk tahun kedua secara berturut-turut, dilansir dari Nikkei Asia.
Toyota optimis bisa mencapai target yang telah ditetapkan karena capaian perusahaan dalam peningkatan produksi mobil hybrid yang kuat. Selain itu krisis suku cadang juga mulai pulih.
- 2 Saham Emiten Milik Prajogo Pangestu jadi Pemberat IHSG
- Tren Pemanfaatan Gas Bumi untuk Domestik Capai 68,2 Persen
- GOTO Ungkap Penggunaan Dana IPO Rp13,7 Triliun hingga 2023
Meskipun laporan ini tidak diumumkan oleh perusahaan, juru bicara Toyota menyatakan hal tersebut tanpa memberikan komentar lebih lanjut.
Nikkei juga mengatakan bahwa Toyota berencana membuat lebih dari 10,5 juta mobil setiap tahun. Mereka menetapkan target produksi mobil listrik sekitar 250 ribu unit pada tahun 2024 dan 600 unit pada tahun 2025.
Pada 11 bulan pertama tahun 2023, Toyota telah membuat 9,2 juta mobil, dengan sekitar sepertiga dari total penjualannya di seluruh dunia merupakan mobil hibrid bensin-elektrik.
Toyota memang tengah merangkak naik mencoba menemukan kekuatannya kembali. Untuk diketahui, tahun 2022 menjadi tahun yang suram bagi Toyota karena laba bersihnya yang turun hingga 14% dari tahun sebelumnya menjadi ¥2,45 triliun atau setara Rp257,25 triliun. (kurs Rp105).
Penurunan itu terjadi untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir dan disebut-sebut karena kenaikan biaya material.
Meski begitu, tahun 2023 memang tampaknya berpihak pada Toyota. Laba operasional di Juli-September 2023 melonjak drastis mencapai ¥1,44 triliun atau sekitar Rp152 triliun. Naik 155,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Lonjakan laba ini diperkirakan dipicu oleh pelemahan yen dan kuatnya penjualan. Tak hanya itu, perusahaan juga optimis menaikkan target dari ¥3 triliun menjadi ¥4,5 triliun. Proyeksi yang lebih tinggi dari perkiraan rata-rata analis yaitu sebesar ¥4 triliun.