TPS Food Produsen Taro Restrukturisasi Utang Rp2,1 Triliun
Kabar baik datang dari perusahaan konsumer PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA), atau TPS Food. Perseroan mendapat restrukturisasi atas tiga surat utang senilai Rp2,1 triliun.
Industri
Kabar baik datang dari perusahaan konsumer PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA), atau TPS Food. Perseroan mendapat restrukturisasi atas tiga surat utang senilai Rp2,1 triliun.
Seperti tertuang dalam keterangan Direktur TPS Food Ernest Alto kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Rabu, 13 Mei 2020. Ernest merinci, salah satu surat utang yang dapat restrukturisasi adalah Obligasi TPS Food I tahun 2013 Rp600 miliar.
Sebelum restrukturisasi, perseroan harus membayar bunga 10,25% dengan jatuh tempo 5 April 2019. Setelah restrukturisasi, bunga yang harus dibayar menjadi 2% dan jatuh tempo mundur hingga 30 Juni 2029.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Ada juga Sukuk Ijarah I tahun 2013 Rp300 miliar. Tingkat bunga sebelum dan setelah restrukturisasi sama dengan Obligasi TPS Food I tahun 2013. Begitu juga dengan jatuh tempo yang diperpanjang hingga 30 Juni 2029.
Sementara, satu surat utang lainnya yakni Sukuk Ijarah TPS Food II tahun 2016 bernilai Rp1,2 triliun sebelum restrukturisasi berbunga 10,55% diubah menjadi 2%. Adapun jatuh tempo surat utang yang satu ini awalnya 19 Juli 2021 menjadi 30 Juni 2029.
Selain restrukturisasi melalui penurunan bunga dan perpanjangan jatuh tempo, ketiga surat utang itu punya opsi konversi menjadi saham dengan harga Rp200 per saham yang akan dimulai pada 30 Juni 2022.
Emiten bersandi saham AISA ini merupakan perusahaan yang bergerak di industri makanan, salah satunya adalah makanan ringan Taro. Tidak hanya produk makanan ringan, TPS Food juga memiliki lini bisnis produksi beras. (SKO)