Sebuah jalan banjir terlihat di dekat Sungai Taquari saat hujan lebat di kota Encantado di Rio Grande do Sul, Brasil. (Reuters/Diego Vara)
Dunia

Tragedi Banjir di Brasil, 10 Orang Tewas, 21 Hilang, 3.300 Mengungsi

  • Hujan lebat di negara bagian Rio Grande do Sul di selatan Brasil telah menewaskan sedikitnya 10 orang dan menyebabkan 21 orang hilang sejak Senin, 29 April 2024.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Hujan lebat di negara bagian Rio Grande do Sul di selatan Brasil telah menewaskan sedikitnya 10 orang dan menyebabkan 21 orang hilang sejak Senin, 29 April 2024. Hal ini diungkap oleh badan pertahanan sipil negara itu, pada Rabu, 1 Mei 2024.

Badan pertahanan sipil menambahkan, sebelas orang lainnya mengalami luka-luka dan lebih dari 3.300 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena kerusakan yang disebabkan oleh badai tersebut.

Operator melaporkan pemadaman listrik dan air di seluruh negara bagian, dan pejabat merinci banyak insiden jalan yang banjir, tanah longsor, dan jembatan yang runtuh saat permukaan air sungai dan anak sungai meningkat tajam.

Pihak berwenang mengaktifkan Angkatan Udara Brasil untuk membantu orang-orang yang terjebak. Mereka mengerahkan dua helikopter untuk misi penyelamatan.

Dilansir dari BBC News, di beberapa daerah, banjirnya sangat parah sehingga helikopter tidak dapat mendarat dan harus menggunakan tali untuk mengevakuasi penduduk ke tempat yang aman.

Gubernur negara bagian telah meminta bantuan dari pemerintah federal.

“Presiden Lula, tolong segera kirimkan dukungan udara sebanyak mungkin untuk RS (Rio Grande do Sul). Kami perlu menyelamatkan ratusan orang di puluhan kotamadya yang berada dalam keadaan darurat akibat hujan lebat yang telah turun dan yang akan terus turun dalam beberapa hari ke depan,” tulis Gubernur Eduardo Leite di X.

Presiden Luiz Inacio Lula da Silva menanggapi, pemerintah federal akan bergabung dengan upaya pemerintah negara bagian dan pemerintah daerah untuk melewati masa sulit ini, yang merupakan hasil dari perubahan iklim yang mempengaruhi planet ini.

Menurut pernyataan dari wakil gubernur Gabriel Souza, kabinet krisis negara bagian selatan tersebut bertemu pada Rabu. Menyelamatkan orang-orang di daerah terpencil dan pulau merupakan prioritas. Pihak berwenang telah menerima lebih dari 130 permintaan penyelamatan sampai pagi hari Rabu.

“Terdapat kekhawatiran khusus terhadap bendungan dalam situasi siaga, dengan risiko kegagalan dan banjir karena tingkat air yang sangat tinggi,” tambah Souza. Menurutnya, penduduk di daerah sekitar sedang direlokasi, dikutip dari AP News, pada Kamis 2 Mei 2024.

Jembatan telah runtuh dan lebih dari 20 jalan tidak dapat dilalui, sehingga menyulitkan layanan darurat untuk menjangkau daerah-daerah yang terkena dampak.

Tahun lalu, lebih dari 30 orang tewas dalam topan di Rio Grande do Sul.

Hujan lebat dimulai pada hari Senin dan diperkirakan akan berlangsung hingga hari Jumat, menurut otoritas pertahanan sipil.

Di beberapa daerah, seperti lembah, lereng gunung, dan kota, lebih dari 150 milimeter (sekitar 6 inci) hujan turun dalam 24 jam, menurut Institut Meteorologi Nasional Brasil, yang dikenal dengan akronim Portugis INMET, pada Selasa.

Cuaca di seluruh Amerika Selatan dipengaruhi oleh fenomena iklim El Nino, sebuah peristiwa alam yang terjadi secara periodik yang memanaskan perairan permukaan di kawasan Pasifik Ekuatorial. Di Brasil, El Nino secara historis menyebabkan kekeringan di bagian utara dan hujan lebat di bagian selatan.

Tahun ini, dampak dari El Nino terasa sangat dramatis, dengan terjadinya kekeringan bersejarah di Amazon. Para ilmuwan menyatakan bahwa cuaca ekstrem terjadi lebih sering akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia.