Tragedi Kapal Feri Tenggelam di Sulawesi, 15 Tewas

JAKARTA - Sedikitnya 15 orang tewas dan 19 lainnya hilang pada Senin 24 Juli 2023 setelah sebuah kapal feri tenggelam di lepas pantai Pulau Sulawesi. Kapal tersebut mengangkut penumpang menyeberangi sebuah teluk di pulau Muna, sekitar 200 km (124 mil) di selatan Kendari, ibu kota provinsi Sulawesi Tenggara.

Dilansir dari Reuters, 24 Juli 2024, kapal tersebut tenggelam dengan 40 orang di dalamnya sesaat setelah tengah malam waktu setempat, demikian dinyatakan oleh kantor lokal agensi pencarian dan penyelamatan Indonesia.

• Sempat Berjaya Saat Pandemi, VanMoof Kini Resmi Bangkrut
• Reruntuhan Kapal Perang Inggris Era Perang Dunia II Ditemukan di Laut Celtic
• Naik Drastis, Ekspor Album K-Pop Capai Rp2 Triliun

Enam orang berhasil diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Sementara penyebab tenggelamnya kapal sedang dalam penyelidikan. “Semua korban telah diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga, sementara para penyintas saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit setempat,” ujar Muhamad Arafah dari cabang lokal agensi pencarian dan penyelamatan.

“Secara sementara, ada 19 orang yang masih dalam pencarian,” tambah Muhamad Arafah. Satu tim pencarian akan menyelam di sekitar lokasi kecelakaan, sementara tim lainnya akan mencari permukaan air menggunakan perahu, katanya.

Kecelakaan laut sering terjadi di negara kepulauan Asia Tenggara yang terdiri dari sekitar 17.000 pulau, di mana penduduk mengandalkan kapal feri dan perahu kecil untuk bepergian meskipun memiliki standar keselamatan yang buruk.

• Bernard Arnault Gusur Elon Musk jadi Orang Terkaya di Dunia
• NATO-Ukraina Segera Bahas Isu Ekspor Gandum Laut Hitam
• Katedral Odesa, Dihancurkan Stalin Dirusak Putin

Pada tahun 2018, lebih dari 150 orang tenggelam ketika sebuah kapal feri tenggelam di salah satu danau terdalam di dunia di Pulau Sumatra.

Pada bulan Mei tahun lalu, sebuah kapal feri yang mengangkut lebih dari 800 orang terdampar di perairan dangkal di provinsi Nusa Tenggara Timur, dan terjebak selama dua hari sebelum akhirnya berhasil digerakkan.