Trans Borneo
Transportasi dan Logistik

Trans Borneo Lewati Kota Besar di Indonesia, Pejabat Sabah Kecewa

  • Presiden Parti Warisan Sabah, Datuk Seri Mohd Shafie Apdal, menekankan perlunya penilaian ulang terhadap rencana pembangunan jalur Proyek Kereta Api Trans Borneo agar dapat mencakup pantai timur Sabah, khususnya Tawau.

Transportasi dan Logistik

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA -  Pemerintah Malaysia masih bimbang mengenai usulan proyek strategis kereta cepat trans Borneo yang menghubungkan Brunei, Malaysia dan Indonesia.

Presiden Parti Warisan Sabah, Datuk Seri Mohd Shafie Apdal, menekankan perlunya penilaian ulang terhadap rencana pembangunan jalur Proyek Kereta Api Trans Borneo agar dapat mencakup pantai timur Sabah, khususnya Tawau. 

Menurutnya, langkah ini akan memberikan dorongan ekonomi yang signifikan bagi wilayah tersebut serta merangkul potensi ekonomi yang ada di Kalimantan, Sarawak, Brunei, dan Sabah.

Mohd Shafie menyampaikan kekecewaannya terhadap fakta bahwa hingga saat ini, jalur kereta api hanya menghubungkan Kota Kinabalu saja tanpa memasukkan pantai timur Sabah. 

“Agak mengecewakan bahwa Pantai Timur Sabah ditinggalkan dalam pembangunan ini kerana dahulunya memang wujud rancangan kerajaan untuk membangunkan Kompleks Imigresen, Kastam dan Kuarantin (CIQ) di Tawau”, ujar Shafie dilansir media Malaysia Astroawani, Rabu  3 April 2024.

Shafie menegaskan bahwa memasukan pantai timur Sabah dalam daftar rencana pembangunan  menjadi sangat penting.

Shafie menyoroti potensi besar yang dimiliki oleh pantai timur Sabah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan infrastruktur.

Dengan memperluas jalur kereta api ke wilayah tersebut, Mohd Shafie meyakini bahwa ini akan membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi lokal, meningkatkan konektivitas antarwilayah, dan merangsang investasi.

Selain itu, Mohd Shafie menyoroti manfaat yang akan diperoleh dengan menggabungkan potensi ekonomi di sekitar Kalimantan, Sarawak, Sabah dan Brunei.

Menurutnya, kereta api Trans Borneo yang melintasi berbagai negara akan membuka akses baru perdagangan, pariwisata, dan pertukaran budaya.

Dengan desakan ini, Shafie berharap pemerintah Malaysia dan Brunei serta lembaga terkait akan mempertimbangkan ulang perencanaan jalur kereta api Trans Borneo.

Menurutnya pembangunan infrastruktur tidak hanya harus merata tetapi juga harus mempertimbangkan manfaat potensi ekonomi yang ada di wilayah sekitar.

Mohd Shafie berkomitmen untuk memperjuangkan hal ini di Parlemen dan kepada pemerintah Federal, guna memastikan Sabah mendapatkan manfaat maksimal dari pembangunan ini.

Fase Pembangunan Trans Borneo

Proyek kereta api trans Borneo mulai digagas  ini oleh Brunergy Utama Sdn Bhd dari Brunei, dengan jalur sepanjang 1.620 kilometer yang akan dilaksanakan dalam dua fase. 

Pengembangan jaringan transportasi antar-pulau merupakan langkah monumental bagi konektivitas regional di Asia Tenggara. 

Fase pertama pembangunan jalur kereta ini akan menghubungkan menghubungkan kota - kota dari barat ke pantai Timur, dimulai dari Pontianak, Kalimantan Barat, dan berakhir di Kota Kinabalu, Sabah.

Pembangunan fase awal menandai titik penting dalam mewujudkan visi integrasi regional yang lebih kokoh. 

Melalui pemberdayaan infrastruktur yang canggih, fase ini akan membuka pintu bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di wilayah-wilayah yang terpencil. 

Sementara itu, fase kedua akan dibangun guna menghubungkan wilayah Indonesia di Kalimantan Utara dan Timur, yang menjembatani kota besar Samarinda dan ibu kota baru Indonesia, Nusantara, menjanjikan era baru dalam pembangunan infrastruktur regional.